3 Level Psikologis Trading Saham

Pada saat Kamu menganalisa saham, kemudian memutuskan beli saham, kemudian saham Kamu tiba2 langsung naik drastis setelah dibeli. Atau sebaliknya, saham Kamu langsung turun. Bagaimana perasaan Kamu? 

Pada saat Kamu sudah mengincar saham-saham bagus yang mau Kamu beli, tapi tiba2 IHSG langsung drop 1% lebih saat pembukaan market. Apa yang Kamu rasakan?

Pada saat trading, trader saham Dapat menghadapi banyak sekali perasaan-perasaan yang bercampur aduk. Saat saham naik drastis, trader Dapat merasa senang, euforia, atau bahkan cemas (berharap naik terus, namun trader juga khawatir kalau2 saham turun lagi). Saat saham turun, trader pun Dapat merasakan takut, panik, cemas, atau bahkan ada yang tetap tenang. 

Perasaan2 inilah yang dinamakan dengan PSIKOLOGIS. Di pasar saham, Kamu menghadapi banyak sekali fluktuatif harga, dan momen2 yang tidak Kamu duga sebelumnya. Sehingga, inilah pentingnya Kamu punya pengelolaan psikologis yang baik. 

Banyak trader yang bangkrut, berhenti total dari trading, kehabisan modal, karena selain trader tidak memiliki pemahaman yang benar tentang trading saham, trader tidak mengasah, mengevaluasi dan meningkatkan level psikologisnya. 

Di dalam dunia saham, ada 3 level psikologis trading yang harus Kamu pahami.. 

1. Level psikologis trader pemula

Pemula biasanya memiliki pengalaman trading yang masih singkat, yaitu antara 0-2 tahun. Pada level pemula, kecenderungan psikologis yang dialami seorang trader adalah sebagai berikut: 

- Lebih sering tidak tenang saat melihat harga saham turun. 
- Sebaliknya, trader lebih mudah euforia berlebihan ketika dapat untung banyak. 
- Trader mudah panik ketika lihat IHSG jatuh 
- Trader mudah terpengaruh dengan saham gorengan
- Trader mudah terpengaruh dengan isu, ajakan beli saham
- Trader terkadang / sering 'takut ketinggalan kereta' saat lihat saham sudah naik
- Masih mudah gegabah dalam mengambil keputusan trading 

2. Level psikologis trader intermediate

Trader level intermediate (menengah) pada umumnya memiliki pengalaman trading diatas 2 tahun. Kecenderungan psikologis trader intermediate umumnya sebagai berikut: 

- Lebih tenang menghadapi market, walaupun terkadang masih panik
- Terkadang masih terpengaruh dengan rumor, isu, ataupun ajakan2 beli saham
- Mulai punya 'pendirian trading' sendiri 
- Sudah mulai menciptakan dan menjalankan sistem trading 
- Mulai mampu menganalisa saham secara mandiri 
- Sudah mulai punya pertimbangan2 yang matang sebelum beli saham
- Diversifikasi saham lebih baik

3. Level psikologis trader expert

Trader level expert biasanya memiliki pengalaman trading diatas 5 tahun. Walaupun ukurannya tidak baku 5 tahun (karena saya juga pernah menemukan trader dibawah 5 tahun tapi sudah Dapat untung konsisten).  

Namun intinya, semakin pengalaman Kamu di dunia saham (kalau diatas 5 tahun harusnya sih Kamu sudah lebih baik secara psikologis trading), tentu Kamu semakin expert. Berikut ciri-ciri psikologis untuk seorang trader expert: 

- Harga saham turun, tetap santai, slow, nggak mudah panik 
- Tidak rasa euforia saat dapat untung besar
- Sudah memiliki trading plan yang jelas 
- Sudah mampu memilih, menganalisa dan mengambil keputusan trading
- Mengambil keputusan trading murni berdasarkan analisa pribadi 
- Tidak terpengaruh dengan isu, ajakan2, saham gorengan 
- Mampu membedakan saham yang layak beli dan tidak 

Nah, Kamu berada di level yang mana sekarang?

Kemudian Kamu nyeletuk: "Pak Heze, gimana kalau saya sudah trading beberapa tahun, tapi saya masih ada di level psikologis pemula? Apa ada yang salah dengan trading saya?"

Memang walaupun trader sudah trading beberapa tahun, namun hal ini juga tidak 100% menjamin bahwa level psikologis trading mereka pasti lebih baik. 

Psikologis trading itu harus selalu terus diasah, berbarengan dengan analisa-analisa otodidak, analisa market yang Kamu lakukan sendiri. Dalam hal ini Kamu juga perlu mempelajari praktik2 psikologis trading. 

Kalau Kamu merasa Kamu sudah trading beberapa tahun, namun psikologis trading Kamu masih kacau, berarti Kamu perlu melakukan evaluasi trading. Atau Kamu yang masih pemula, namun masih bingung bagaimana membangun psikologis trading, maka Kamu harus memulai secara bertahap. 

Jadi saya menyarankan pada Kamu, agar Kamu tidak bosan untuk melakukan analisa2 saham otodidak. Jangan hanya mau untung instan tanpa menganalisa. Jangan hanya meminta rekomendasi saham, tanpa Kamu mau menganalisa sendiri. Jangan hanya berharap dapat untung besar dalam sekejap, padahal pengalaman trading masih minim. 

Karena hal2 seperti ini tidak akan Dapat membawa Kamu kearah psikologis trading yang lebih matang.   

Anda juga saya sarankan untuk membaca ebook analisa teknikal, mindset dan psikologis trading: Buku Saham, agar Kamu Dapat membentuk psikologis trading yang benar, dan tidak mengulangi kesalahan2 yang sama yang kerap kali dilakukan trader. 

Bagi saya tidak penting Kamu sekarang berada di level psikologis yang mana, tetapi tulisan ini saya maksudkan agar setiap dari Kamu selalu mengasah skill trading saham Kamu. 

Bukan cuman analisa teknikal, tapi juga psikologis trading. Seperti yang saya tuliskan, bahwa banyak sekali trader yang sudah trading beberapa tahun (artinya harusnya mereka bukan pemula apalagi trader awam).... 

Namun faktanya, masih banyak trader yang sering rugi, dan level psikologi tradingnya belum berkembang. Jadi mulai sekarang, ketahuilah level psikologis Kamu, dan asah terus kemampuan trading Kamu dengan cara praktik..