Setelah menjalani trading saham, saya yakin banyak dari Kamu yang sudah berhasil mengembangkan modal Kamu menjadi berlipat ganda. Katakanlah saat awal memulai trading, anda cuman punya modal Rp5 juta. Karena Kamu menghasilkan profit demi profit dan Kamu menyisihkan gaji Kamu untuk membeli saham, modal Kamu Dapat berkembang menjadi Rp150 juta.
Terkadang ketika trader sudah memiliki modal besar, trader justru bingung dalam menentukan dan menyeleksi saham yang dibeli. Memang, ketika modal Kamu semakin besar, Kamu harus semakin selektif dalam memilih saham, karena semakin besar modal, semakin besar pula keuntungan dan risiko.
Hal ini saya alami sendiri. Saya pernah mengalami kerugian karena saya membeli banyak saham. Saya berpikir bahwa dengan modal besar, untung akan semakin besar. Karena kesalahan tersebut (mentang-mentang modalnya udah gede), saya terpaksa harus melakukan banyak cut loss.
Dari sinilah saya mulai evaluasi. Ternyata kesalahan yang saya lakukan adalah terlalu percaya diri membeli saham. Perlahan tapi pasti, kerugian saya berubah menjadi profit. Dan tentunya, dibutuhkan waktu untuk mencapai profit tersebut.
Oke cukup sharingnya. Jadi kalau modal kita sudah besar, sebaiknya saham apa, atau lebih tepatnya, strategi apa yang sebaiknya dilakukan untuk trading?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Kamu harus tahu perbandingan trading dengan modal kecil dan trading dengan modal besar.
Main saham dengan modal kecil dan modal besar tidak Dapat 100% disamakan. Saat modal Kamu kecil, Kamu hanya Dapat beli beberapa lot saham. Kamu tidak Dapat beli saham blue chip (saham blue chip rata2 harganya sudah tinggi). Dengan modal kecil, kemnungkinan besar Kamu akan cenderung beli saham untuk time frame yang lebih pendek.
Sebaliknya, kalau modal Kamu sudah besar, semuanya akan berbeda. Kamu Dapat beli saham blue chip. Kamu Dapat dapat dividen gede, Kamu Dapat beli lebih banyak saham, tentunya lebih banyak lot. Kamu Dapat beli saham apapun yang Kamu mau.
Tapi justru disinilah Dapat jadi berbahaya kalau Kamu gegabah membeli saham (seperti pengalaman saya tadi). Jadi untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan profit, jika Kamu punya modal besar, ada dua saran yang Dapat berikan pada Kamu:
1. Beli saham yang cenderung aman
Kalau dulu saat modal kecil Kamu sering beli saham untuk trading cepat, maka saat modal Kamu sudah besar, ada baiknya Kamu membeli saham yang cenderung memberikan rasa aman, seperti saham blue chip / saham2 yang kinerjanya bagus. Saham2 ini (berdasarkan pengalaman saya), memang Dapat memberikan potensi return yang lebih baik, dengan tingkat risiko yang lebih kecil.
Memang membeli saham apapun itu, harus didasarkan pada momentum. I mean, bukan berarti Kamu beli blue chip Kamu pasti untung. Kalau Kamu tidak Dapat membaca analisis teknikal dan arah pasar, Kamu tetap berpotensi rugi. Jadi, momentum adalah segalanya.
Katakanlah Kamu sudah Dapat membaca momentum, maka jauh lebih baik Kamu membeli saham-saham yang cenderung aman (secara teknikal polanya bagus / diskon, dan likuid).
Nah, bayangkan kalau Kamu punya duit sebesar Rp200 juta, terus Kamu beli saham gorengan semua. Psikologis Kamu pasti tidak akan tenang, apalagi kalau sampai saham Kamu nyangkut sebanyak itu.
Nggak ada salahnya mengalokasikan modal untuk trading di saham lapis tiga. Toh, faktanya kalau Kamu tahu cara trading di saham lapis tiga, returnnya gede dan cepat. Namun jangan gegabah mengalokasikan modal sebesar mungkin untuk saham-saham tersebut. Karena ketika psikologis Kamu lebih tenang, Kamu Dapat berpikir dan mengambil keputusan trading lebih baik. Got it?
Mengenai alokasi modal saham-saham yang berpotensi naik cepat, dan cara menemukan saham-saham potensial naik cepat 5-10%, saya pernah membahas strateginya disini: Ebook Trading Saham: Panduan Simpel dan Efektif Menemukan Saham yang Bagus.
2. Alokasikan modal Kamu untuk investasi
Saat modal Kamu sudah mulai berkembang, Kamu Dapat mempertimbangkan untuk memperpanjang time frame main saham Kamu. Jika Kamu dulu beli saham sehari jual sehari, Kamu Dapat mulai memilih saham bagus dan mengalokasikan modal Kamu untuk beli saham tersebut dan simpan jangka menengah-jangka panjang.
Alokasi modal Dapat disesuaikan dengan tujuan Kamu masing-masing. Kamu Dapat alokasi modal 20% trading - 80% investasi, 50% trading - 50% investasi, 80% trading - 20% investasi dan sebagainya.
Jika modal Kamu besar, tidak ada salahnya Kamu mulai coba beli saham untuk disimpan jangka menengah, karena selain rasa aman, return yang Kamu dapatkan akan lebih terasa, dibandingkan jika Kamu beli saham hanya dengan modal Rp1 juta untuk disimpan 6 bulan, maka profit yang Kamu dapatkan akan terasa lebih lama.
Nah dari dua poin ini, intinya adalah: Kalau Kamu punya modal besar, kemampuan Kamu untuk alokasi modal itu yang terpenting (dengan asumsi Kamu sudah Dapat membaca momentum dan arah pasar). Alokasikan modal Kamu untuk membeli saham2 yang bagus, aman, perpanjang time frame. Dan mulai kurangi membeli saham yang berisiko.
Terkadang ketika trader sudah memiliki modal besar, trader justru bingung dalam menentukan dan menyeleksi saham yang dibeli. Memang, ketika modal Kamu semakin besar, Kamu harus semakin selektif dalam memilih saham, karena semakin besar modal, semakin besar pula keuntungan dan risiko.
Hal ini saya alami sendiri. Saya pernah mengalami kerugian karena saya membeli banyak saham. Saya berpikir bahwa dengan modal besar, untung akan semakin besar. Karena kesalahan tersebut (mentang-mentang modalnya udah gede), saya terpaksa harus melakukan banyak cut loss.
Dari sinilah saya mulai evaluasi. Ternyata kesalahan yang saya lakukan adalah terlalu percaya diri membeli saham. Perlahan tapi pasti, kerugian saya berubah menjadi profit. Dan tentunya, dibutuhkan waktu untuk mencapai profit tersebut.
Oke cukup sharingnya. Jadi kalau modal kita sudah besar, sebaiknya saham apa, atau lebih tepatnya, strategi apa yang sebaiknya dilakukan untuk trading?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Kamu harus tahu perbandingan trading dengan modal kecil dan trading dengan modal besar.
Main saham dengan modal kecil dan modal besar tidak Dapat 100% disamakan. Saat modal Kamu kecil, Kamu hanya Dapat beli beberapa lot saham. Kamu tidak Dapat beli saham blue chip (saham blue chip rata2 harganya sudah tinggi). Dengan modal kecil, kemnungkinan besar Kamu akan cenderung beli saham untuk time frame yang lebih pendek.
Sebaliknya, kalau modal Kamu sudah besar, semuanya akan berbeda. Kamu Dapat beli saham blue chip. Kamu Dapat dapat dividen gede, Kamu Dapat beli lebih banyak saham, tentunya lebih banyak lot. Kamu Dapat beli saham apapun yang Kamu mau.
Tapi justru disinilah Dapat jadi berbahaya kalau Kamu gegabah membeli saham (seperti pengalaman saya tadi). Jadi untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan profit, jika Kamu punya modal besar, ada dua saran yang Dapat berikan pada Kamu:
1. Beli saham yang cenderung aman
Kalau dulu saat modal kecil Kamu sering beli saham untuk trading cepat, maka saat modal Kamu sudah besar, ada baiknya Kamu membeli saham yang cenderung memberikan rasa aman, seperti saham blue chip / saham2 yang kinerjanya bagus. Saham2 ini (berdasarkan pengalaman saya), memang Dapat memberikan potensi return yang lebih baik, dengan tingkat risiko yang lebih kecil.
Memang membeli saham apapun itu, harus didasarkan pada momentum. I mean, bukan berarti Kamu beli blue chip Kamu pasti untung. Kalau Kamu tidak Dapat membaca analisis teknikal dan arah pasar, Kamu tetap berpotensi rugi. Jadi, momentum adalah segalanya.
Katakanlah Kamu sudah Dapat membaca momentum, maka jauh lebih baik Kamu membeli saham-saham yang cenderung aman (secara teknikal polanya bagus / diskon, dan likuid).
Nah, bayangkan kalau Kamu punya duit sebesar Rp200 juta, terus Kamu beli saham gorengan semua. Psikologis Kamu pasti tidak akan tenang, apalagi kalau sampai saham Kamu nyangkut sebanyak itu.
Nggak ada salahnya mengalokasikan modal untuk trading di saham lapis tiga. Toh, faktanya kalau Kamu tahu cara trading di saham lapis tiga, returnnya gede dan cepat. Namun jangan gegabah mengalokasikan modal sebesar mungkin untuk saham-saham tersebut. Karena ketika psikologis Kamu lebih tenang, Kamu Dapat berpikir dan mengambil keputusan trading lebih baik. Got it?
Mengenai alokasi modal saham-saham yang berpotensi naik cepat, dan cara menemukan saham-saham potensial naik cepat 5-10%, saya pernah membahas strateginya disini: Ebook Trading Saham: Panduan Simpel dan Efektif Menemukan Saham yang Bagus.
2. Alokasikan modal Kamu untuk investasi
Saat modal Kamu sudah mulai berkembang, Kamu Dapat mempertimbangkan untuk memperpanjang time frame main saham Kamu. Jika Kamu dulu beli saham sehari jual sehari, Kamu Dapat mulai memilih saham bagus dan mengalokasikan modal Kamu untuk beli saham tersebut dan simpan jangka menengah-jangka panjang.
Alokasi modal Dapat disesuaikan dengan tujuan Kamu masing-masing. Kamu Dapat alokasi modal 20% trading - 80% investasi, 50% trading - 50% investasi, 80% trading - 20% investasi dan sebagainya.
Jika modal Kamu besar, tidak ada salahnya Kamu mulai coba beli saham untuk disimpan jangka menengah, karena selain rasa aman, return yang Kamu dapatkan akan lebih terasa, dibandingkan jika Kamu beli saham hanya dengan modal Rp1 juta untuk disimpan 6 bulan, maka profit yang Kamu dapatkan akan terasa lebih lama.
Nah dari dua poin ini, intinya adalah: Kalau Kamu punya modal besar, kemampuan Kamu untuk alokasi modal itu yang terpenting (dengan asumsi Kamu sudah Dapat membaca momentum dan arah pasar). Alokasikan modal Kamu untuk membeli saham2 yang bagus, aman, perpanjang time frame. Dan mulai kurangi membeli saham yang berisiko.