Menghitung Kerugian Cut Loss Saham

Di pos ini, saya punya pertanyaan untuk Kamu (tentunya pertanyaan ini juga berasal dari kisah-kisah riil trader): Jika Kamu beli saham di harga 2.000, dan kemudian saham Kamu turun sampai 1.700. Apa yang akan Kamu lakukan? Apakah Kamu akan cut loss atau tunggu aja sampai harga saham naik? 

Jawabannya saya yakin akan bermacam-macam. Beberapa dari Kamu mungkin akan jawab cut loss. Beberapa trader lainnya akan jawab hold. Atau bahkan ada yang jawab averaging down dan sebagainya. 

Time frame juga menentukan. Kalau Kamu investor, harga saham turun dari 2.000 ke 1.700 atau bahkan ke 1.200 sekalipun, Kamu tidak perlu jual. Toh, orientaasi Kamu adalah jangka panjang. Tapi bagaimana dengan trader? 

Bagi trader yang kritis mungkin Kamu akan menganalisa pertanyaan ini lebih dalam: Tergantung sahamnya. Kalau sahamnya bagus, tunggu saja. Kalau sahamnya junk stock, lebih baik cut loss dan pindahkan ke saham yang lebih oke. 

Terlepas dari semua jawaban ini, saya sebenarnya ingin menekankan pada Kamu bahwa cut loss dalam trading itu penting, karena cut loss adalah bentuk proteksi modal. Tapi bukan berarti Kamu asal melakukan cut loss. Saham turun dikit langsung cut loss. Saham turun beberapa poin langsung cut loss. 

Terus kalau nggak lama kemudian saham Kamu naik, apakah Kamu tidak rugi melakukan cut loss? Jika Kamu mau sedikit menunggu, Kamu sebenarnya nggak perlu rugi, malahan Kamu dapat untung. 

Di pos ini: Saham Turun: Pilih Cut Loss atau Hold? Saya juga pernah menuliskan tentang kapan Kamu harus cut loss, dan kapan Kamu sebaiknya menunggu saham Kamu naik. 

Intinya, selama saham yang Kamu pegang adalah saham yang bagus, analisa yang Kamu gunakan benar, percayalah, Kamu nggak perlu terburu-buru untuk cut loss. 

Beda cerita kalau saham yang Kamu pegang adalah saham-saham junk stock, atau saham yang Kamu beli tanpa Kamu riset dahulu (misalnya Kamu beli cuma ikut-ikutan), maka Kamu harus segera ambil tindakan PROTEKSI MODAL (cut loss). 

Jadi penting untuk Kamu mengetahui momen cut loss, karena faktanya tidak selalu saham yang kita beli akan selalu langsung naik (Kalau ada penjual seminar atau penjual grup saham premium yang bilang saham yang direkomendasikan selalu naik puluhan persen sehari, saran saya, Kamu jangan ikuti).

Sebagai trader, Kamu harus Dapat menghitung perbandingan kerugian Kamu akibat cut loss, dan waktu yang Kamu butuhkan untuk mengganti kerugian akibat cut loss yang Kamu lakukan. Mari saya perjelas. 

Misalnya Kamu beli saham yang sebenarnya saham itu bagus, misalnya saham JSMR. Di satu sisi, analisa yang Kamu gunakan juga sudah benar. Kamu beli JSMR di harga 4.000 sebanyak 80 lot. Kemudian JSMR Kamu turun dengan cepat, dan closing di harga 3.920. 

Keesokan hari JSMR turun lagi ke 3.850. Dan beberapa hari kemudian JSMR turun lagi ke 3.800. Saat itu sebenarnya JSMR harganya sudah di bottom. Namun kemudian, Kamu berpikir untuk cut loss di 3.800 karena khawatir JSMR akan turun lebih dalam. Tapi jika cut loss, kerugian Kamu akibat cut loss adalah Rp1,7 juta. 

Dengan floating loss tersebut, Kamu harus menganalisa, apakah kerugian Rp1,7 juta ini Dapat Kamu ganti dari trading Kamu dalam waktu dekat? Bagaimana caranya Kamu tahu? 

Anda Dapat melihat dari historis trading Kamu. Apakah Kamu Dapat mendapatkan profit Rp1,7 juta dalam kurun waktu satu minggu saja? Apakah Kamu Dapat mendapatkan profit Rp1,7 juta dalam waktu hanya 3 hari? Kalau Kamu Dapat mendapatkan profit yang lebih besar dari kerugian cut loss Kamu dalam waktu singkat, maka itu tidak jadi masalah untuk Kamu. 

Tapi bagaimana kalau Kamu baru Dapat mendapatkan profit Rp1,7 juta dalam waktu 5 bulan? Nah, kalau dari historis trading, Kamu butuh waktu yang lama untuk dapat profit Rp1,7 juta, bukankah lebih baik Kamu menunggu saham Kamu naik daripada Kamu cut loss? 

Jika Kamu tidak cut loss, maka selama waktu 5 bulan itu Kamu Dapat mendapatkan profit dari saham (anda tidak perlu menutup kerugian Kamu dari cut loss tersebut). Plus "bonus'-nya nanti, ketika saham JSMR Kamu naik, Kamu dapat profitnya juga. Jadi Kamu tidak perlu cut loss, dan justru Kamu Dapat mendapatkan keuntungan yang lebih besar. 

Karena seperti yang saya katakan tadi, bahwa tidak selalu harga saham yang kita beli selalu naik. Ada kalanya Kamu perlu menunggu sesaat, agar saham yang Kamu beli naik diatas harga beli Kamu. 

Artinya, Kamu yang terburu cut loss di saham2 yang bagus anda akan rugi, bukan hanya rugi modal tapi Kamu juga rugi waktu. Rugi waktu yang Kamu butuhkan untuk mengganti kerugian cut loss. Tentu saja ini tidak worth it untuk Kamu. 

Pengalaman saya pribadi. Saya pernah beberapa kali mengalami saham-saham bagus yang saya cut loss hanya karena fluktuatif pasar sesaat. Ternyata setelah saya cut loss, sahamnya tidak lama kemudian naik. Dan saya sendiri rugi, karena saya butuh waktu untuk mengganti kerugian dari cut loss tersebut melalui trading selama 2 bulan. 

Yap, seandainya saja saya mau bersabar menunggu, maka saya tidak perlu rugi, dan justru saya Dapat dapat profit selama 2 bulan tersebut.

Pesan saya: Tidak ada trader yang ingin cut loss, semua pasti ingin untung. Tapi di dalam trading saham, pasti ada yang namanya risiko. Risiko itu adalah risiko turunnya harga saham. 

Anda yang ingin Dapat meminimalkan kerugian dari cut loss, belilah saham-saham yang bagus. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Menemukan Saham Bagus. Dan jangan lupa gunakan analisa teknikal yang benar, sesuaikan dengan karakter trading. Dengan cara ini, Kamu Dapat meminimalkan risiko cut loss. 
Tags