Akibat Jika Trader Tidak Mau Cut Loss

Kalau Kamu pembaca setia web Saham Gain, Kamu barangkali sudah membaca pos: Jangan Terburu Melakukan Cut Loss. Di pos tersebut, saya menyarankan pada trader untuk tidak tergesa melakukan cut loss, karena cut loss yang dilakukan terlalu cepat Dapat membuat Kamu menyesal (harga kemungkinan besar akan berbalik naik lagi). Saya Dapat menebak pikiran pembaca disini kalau baca pos saya:

"Oh berarti cut loss itu tidak perlu. Toh harga saham kan ujung2nya akan kembali lagi setelah turun" Pikir Kamu. 

Harga saham akan kembali setelah turun. Pernyataan tersebut benar. Artinya, Kamu tidak perlu terburu melakukan cut loss. Tapi kalau Kamu berpikir cut loss itu tidak perlu, itu yang sangat dan sangat salah. Sudah banyak kasus dimana trader akhirnya harus pasrah, berharap, dan hanya Dapat berimajinasi harga sahamnya akan kembali. 

Saham SIAP misalnya. Ketika tahun 2014, SIAP naik dari harga 120 ke 451, banyak trader yang kemudian mulai berminat beli saham ini. Dan Kamu tahu sendiri, SIAP bukanlah saham yang fundamentalnya bagus, dan memiliki track record yang cukup jelek. Sehingga, dengan cepat harga sahamnya anjlok sampai ke harga 80 per lembar.

Banyak trader yang nyangkut di harga 280-an, dan sampai saat ini sahamnya sudah tidak pernah diperdagangkan sama sekali. Contoh lainnya saham BUMI. Tahun 2008 harga sahamnya pernah mencapai 8.000. Banyak rekan2 trader yang sampai saat ini masih pegang harga sahamnya di harga 6.000- 8.000. Saat ini harga sahamnya mulai bergerak namun masih di harga 290 per lembar (tahun 2016, artinya sudah 8 tahun). 

Jadi Bung Heze, saham2 tidur itu apakah Dapat kembali lagi ke harga semula? Tanya Kamu

Yang namanya kemungkinan akan selalu ada. BUMI yang dahulu menjadi saham gocap, saat ini sudah bergerak sampai harga 290. Tapi, kalau trader nyangkut di harga 6.000, mau sampai berapa lama menunggu? Jadi semua kembali lagi, anda sudah tahu sendiri akibat jika trader tidak mau cut loss. Modal Kamu akan 'terpenjara' dan Kamu tidak Dapat menggunakannya untuk APAPUN, kecuali berharap harga saham akan naik kembali. 

Itulah kenapa saya selalu menekankan pada Kamu, agar selalu memproteksi modal dengan cut loss. Namun mengapa trader sulit dan tidak mau melakukan cut loss?   

Karena secara psikologis, (cut) loss berarti rugi. Trader (anda dan saya) pasti tidak menyukai yang namanya rugi. Rugi adalah hal yang selalu dihindari oleh trader. Namun, dalam trading Kamu sangat mungkin salah. Kenapa kok mungkin salah? Karena ketika Kamu membeli dan menjual saham, semua berdasarkan pada ilmu analisis yang sifatnya prediksi dan bukan ilmu pasti. Maka dari itu, kalau Kamu sudah salah, Kamu harus batasi kerugian tersebut. Ilmu analisis Dapat berjalan dengan baik apabila Kamu terus berlatih. 

Cut loss adalah tindakan proteksi modal. Kalau Kamu tidak proteksi modal, modal Kamu akan terus tergerus jika harga saham turun. Kalau harga saham turun terus sampai gocap, Kamu tidak akan Dapat jual sahamnya, kecuali menunggu harganya naik lagi atau jual di pasar nego (itupun kalau ada yang berminat). 

Satu hal lagi yang ingin saya utarakan di pos ini, proteksi harus Kamu lakukan lebih ketat jika Kamu bermain di saham2 gorengan. Banyak sekali trader yang tidak mau cut loss di saham gorengan. Akhirnya, nasib mereka nyangkut seperti di saham SIAP, ELTY, UNSP dan lain2, yang harganya sudah mencapai Rp50 per lembar. 

Jadi kalau Kamu bertanya: "Mengapa harus cut loss?" Pos ini menjawab pertanyaan Kamu.  
Tags