Pada saat Kamu membeli saham, dan saham yang Kamu beli harganya bergerak turun tidak sesuai dengan target Kamu, namun Kamu memutuskan untuk tidak jual rugi (cut loss), maka itulah yang dinamakan dengan SAHAM NYANGKUT.
Di pasar saham, kita semua pasti pernah mengalami saham nyangkut. Entah akhirnya Kamu harus cut loss atau ternyata saham Kamu berbalik naik diatas harga beli dan Kamu profit.
Tapi bagaimana kalau saham Kamu yang nyangkut itu adalah saham2 gorengan? Kita semua tahu bahwa saham2 gorengan ini punya pergerakan yang tidak teratur dan fundamentalnya juga tidak terlalu baik.
Saya seringkali mendapatkan pertanyaan dari trader: "Pak Heze kalau saham2 saya nyangkut, apa saya harus cut loss atau hold dulu?"
Dan ketika saya melihat portofolio mereka, ternyata ada puluhan saham nyangkut yang hampir semua isinya adalah saham2 gorengan dan waran.
Jadi kalau saham Kamu nyangkut (mayoritas saham nyangkut Kamu adalah saham2 gorengan), maka saran saya ada baiknya Kamu CUT LOSS.
Karena mayoritas saham gorengan likuiditasnya sangat rendah, dan kinerja fundamentalnya juga tidak terlalu baik. Kamu Dapat cek sendiri bagaimana kinerja fundamental (laporan keuangan) saham2 gorengan yang listing di Indonesia.
Yups, mayoritas saham2 gorengan banyak yang bermasalah dengan kinerjanya, misalnya rugi bersih, atau operasionalnya nggak jelas. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia.
Dan banyak kasus di mana saham2 gorengan yang setelah turun banyak, sahamnya 'ditinggal bandar', sehingga pergerakan sahamnya flat, dan nyaris nggak ada transaksi trading.
Nah kalau saham sudah ditinggal bandar, maka saham tersebut akan jauh lebih sulit untuk naik / rebound. Saya juga sudah pernah membahas studi2 kasus saham2 gorengan yang harganya sulit kembali ke harga awal setelah sahamnya dijatuhkan bandar.
Anda Dapat baca-baca kembali disini: Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO, Belajar dari Kasus Saham POSA dan Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO.
Hal ini berbeda kalau Kamu beli saham2 yang likuid dan fundamentalnya bagus. Maka, ketika saham tersebut turun dan harganya sudah diskon / murah, saham tersebut memiliki peluang yang lebih besar untuk diangkat lagi, sehingga Kamu masih lebih aman jika memegang sahamnya di portofolio Kamu. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.
Jadi sebagai seorang trader atau bahkan fundamentalis, tentu saja nggak logis jika di portofolio Kamu berisi saham2 yang Kamu sendiri tidak paham dengan kondisi fundamentalnya dan analisa teknikalnya.
Karena tujuan Kamu dan saya untuk mendapatkan profit di saham, maka tentu kita harus melakukannya dengan cara yang benar, yaitu belilah saham2 yang Kamu paham dengan analisa teknikalnya, maupun fundamental.
"Pak Heze, tapi kalau saya cut loss semua, rugine gede. Gimana donk?" Tanya Kamu
Dalam praktikknya memang tidak semudah itu, karena cut loss itu juga butuh mental dan keberanian trader. Banyak trader yang nggak berani cut loss karena floating loss-nya sudah terlanjut besar.
Walaupun ada juga trader yang tidak mau cut loss (bukan nggak berani) karena trader masih berharap saham2 gorengannya suatu saat digoreng bandar lagi, sehingga naik ratusan persen, dan trader Dapat balik modal (BEP atau bahkan profit).
Nah kalau memang Kamu nggak berani cut loss karena kalau rugi besar psikologis Kamu terganggu, solusi "terbaiknya" Kamu menunggu saja saham Kamu dinaikkan lagi oleh bandar. Tetapi kalau Kamu sudah mengalami nyangkut di saham gorengan, Kamu harus BELAJAR DARI PENGALAMAN.
Anggap saja ini adalah biaya belajar Kamu di bursa saham. Kamu Dapat belajar langsung dari PENGALAMAN Kamu SENDIRI, sehingga Kamu Dapat memetik hasilnya di kemudian hari.
Lalu, Kenapa banyak sekali trader yang nyangkut di saham gorengan?
Ada banyak penyebab. Namun penyebab utama biasanya adalah ketidaktahuan trader atau trader sudah tahu namun nekad. Banyak trader yang ikut membeli saham2 yang di 'pom-pom' dan berakhir nyangkut, padahal trader sudah paham risikonya.
Selain itu, banyak trader pemula yang bahkan tidak menyadari bahwa saham2 yang dibeli (nyangkut) adalah saham-saham gorengan, yang fundamentalnya tidak terlalu baik dan secara teknikal pergerakan grafiknya juga nggak jelas (tidak likuid, volume kecil dan sering digoreng bandar).
Maka dari itu, sebelum Kamu trading, saya tidak bosan menekankan: Kamu harus punya bekal pengetahuan trading, minimal Kamu Dapat baca analisa teknikal dan sudah mengetahui basic2 screening saham yang layak trading. Pelajari juga: Cara Melakukan Screening Saham.
Di pasar saham, kita semua pasti pernah mengalami saham nyangkut. Entah akhirnya Kamu harus cut loss atau ternyata saham Kamu berbalik naik diatas harga beli dan Kamu profit.
Tapi bagaimana kalau saham Kamu yang nyangkut itu adalah saham2 gorengan? Kita semua tahu bahwa saham2 gorengan ini punya pergerakan yang tidak teratur dan fundamentalnya juga tidak terlalu baik.
Saya seringkali mendapatkan pertanyaan dari trader: "Pak Heze kalau saham2 saya nyangkut, apa saya harus cut loss atau hold dulu?"
Dan ketika saya melihat portofolio mereka, ternyata ada puluhan saham nyangkut yang hampir semua isinya adalah saham2 gorengan dan waran.
Jadi kalau saham Kamu nyangkut (mayoritas saham nyangkut Kamu adalah saham2 gorengan), maka saran saya ada baiknya Kamu CUT LOSS.
Karena mayoritas saham gorengan likuiditasnya sangat rendah, dan kinerja fundamentalnya juga tidak terlalu baik. Kamu Dapat cek sendiri bagaimana kinerja fundamental (laporan keuangan) saham2 gorengan yang listing di Indonesia.
Yups, mayoritas saham2 gorengan banyak yang bermasalah dengan kinerjanya, misalnya rugi bersih, atau operasionalnya nggak jelas. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia.
Dan banyak kasus di mana saham2 gorengan yang setelah turun banyak, sahamnya 'ditinggal bandar', sehingga pergerakan sahamnya flat, dan nyaris nggak ada transaksi trading.
Nah kalau saham sudah ditinggal bandar, maka saham tersebut akan jauh lebih sulit untuk naik / rebound. Saya juga sudah pernah membahas studi2 kasus saham2 gorengan yang harganya sulit kembali ke harga awal setelah sahamnya dijatuhkan bandar.
Anda Dapat baca-baca kembali disini: Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO, Belajar dari Kasus Saham POSA dan Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO.
Hal ini berbeda kalau Kamu beli saham2 yang likuid dan fundamentalnya bagus. Maka, ketika saham tersebut turun dan harganya sudah diskon / murah, saham tersebut memiliki peluang yang lebih besar untuk diangkat lagi, sehingga Kamu masih lebih aman jika memegang sahamnya di portofolio Kamu. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.
Jadi sebagai seorang trader atau bahkan fundamentalis, tentu saja nggak logis jika di portofolio Kamu berisi saham2 yang Kamu sendiri tidak paham dengan kondisi fundamentalnya dan analisa teknikalnya.
Karena tujuan Kamu dan saya untuk mendapatkan profit di saham, maka tentu kita harus melakukannya dengan cara yang benar, yaitu belilah saham2 yang Kamu paham dengan analisa teknikalnya, maupun fundamental.
"Pak Heze, tapi kalau saya cut loss semua, rugine gede. Gimana donk?" Tanya Kamu
Dalam praktikknya memang tidak semudah itu, karena cut loss itu juga butuh mental dan keberanian trader. Banyak trader yang nggak berani cut loss karena floating loss-nya sudah terlanjut besar.
Walaupun ada juga trader yang tidak mau cut loss (bukan nggak berani) karena trader masih berharap saham2 gorengannya suatu saat digoreng bandar lagi, sehingga naik ratusan persen, dan trader Dapat balik modal (BEP atau bahkan profit).
Nah kalau memang Kamu nggak berani cut loss karena kalau rugi besar psikologis Kamu terganggu, solusi "terbaiknya" Kamu menunggu saja saham Kamu dinaikkan lagi oleh bandar. Tetapi kalau Kamu sudah mengalami nyangkut di saham gorengan, Kamu harus BELAJAR DARI PENGALAMAN.
Karena jujur saja, saham2 gorengan di portofolio apalagi kalau sahamnya sudah turun banyak dan nggak dinaikkan bandar lagi, maka saham2 tersebut nggak ada untungnya. Saham2 gorengan rata2 juga tidak memberikan dividen seperti halnya saham2 blue chip atau LQ45.
Anggap saja ini adalah biaya belajar Kamu di bursa saham. Kamu Dapat belajar langsung dari PENGALAMAN Kamu SENDIRI, sehingga Kamu Dapat memetik hasilnya di kemudian hari.
Lalu, Kenapa banyak sekali trader yang nyangkut di saham gorengan?
Ada banyak penyebab. Namun penyebab utama biasanya adalah ketidaktahuan trader atau trader sudah tahu namun nekad. Banyak trader yang ikut membeli saham2 yang di 'pom-pom' dan berakhir nyangkut, padahal trader sudah paham risikonya.
Selain itu, banyak trader pemula yang bahkan tidak menyadari bahwa saham2 yang dibeli (nyangkut) adalah saham-saham gorengan, yang fundamentalnya tidak terlalu baik dan secara teknikal pergerakan grafiknya juga nggak jelas (tidak likuid, volume kecil dan sering digoreng bandar).
Maka dari itu, sebelum Kamu trading, saya tidak bosan menekankan: Kamu harus punya bekal pengetahuan trading, minimal Kamu Dapat baca analisa teknikal dan sudah mengetahui basic2 screening saham yang layak trading. Pelajari juga: Cara Melakukan Screening Saham.
Jadi dalam trading Kamu harus memprioritaskan untuk memilih saham2 yang punya pergerakan likuiditas yang baik, dan untuk trader, at least perhatikan juga fundamental perusahaan, karena itu perlu.
Portofolio saham yang sehat harus Kamu ciptakan supaya Kamu Dapat mendapatkan profit yang lebih maksimal dan konsisten.