Teknik Strategi Trading Saham Mingguan

Anda yang sering berkunjung di web Saham Gain ini, saya sudah sering membahas jenis-jenis dan tipikal trading saham. Di beberapa pos, saya juga membahas strategi2 trading jangka pendek dan intraday trading. Kamu Dapat baca2 strateginya disini: Strategi Memlih Saham untuk Intraday Trading.

Salah satu strategi trading lain yang sering digunakan trader adalah trading saham mingguan. Trading mingguan ini boleh dikatakan sebagai strategi SWING TRADING, karena ciri2 swing trading adalah mencari saham yang Dapat disimpan dalam jangka pendek (tetapi tidak terlalu singkat), yaitu minimal dalam jangka seminggu. 

Saya yakin Kamu juga sering mendengar strategi2  swing trading tersebut. Tetapi dalam praktiknya, masih banyak trader yang belum memahami seperti apa itu swing trading, dan cara-cara memilih saham untuk swing trading. 

Swing trading disebut juga sebagai TREND FOLLOWER. Hal ini karena dalam swing trading Kamu harus Dapat hold saham, di mana saham tersebut punya potensi naik paling tidak dalam jangka mingguan (jangka pendek). 

Itu artinya Kamu harus mencari saham yang punya tren yang mendukung untuk trading. Mayoritas trader sering nyangkut ketika ingin menjalankan swing trading, salah satu faktornya karena trader belum mampu memilah saham2 yang trennya bagus dan momentum yang tepat. 

Jadi swing trading itu adalah strategi yang murni mengandalkan analisa teknikal: GRAFIK, TREN, SUPPORT RESISTEN. 

Anda yang ingin trading dengan jangka waktu minimal seminggu (di pasar saham seminggu sama dengan 5 hari perdagangan saham), maka ada beberapa poin penting yang harus Kamu perhatikan dalam memilih saham: 

1. Pilih saham yang naik 

Karena dalam swing trading Kamu harus mengikut tren suatu saham, maka pilihlah saham yang trennya naik, atau pilihlah saham2 yang punya potensi naik. Karena saham yang trennya naik adalah saham yang Dapat memberikan profit setidaknya dalam jangka waktu seminggu.  

Kalau Kamu menemukan saham yang masih sideways, atau bahkan saham yang trennya benar-benar anjlok, maka saham tersebut bukanlah saham yang layak untuk swing trading. Jika Kamu menyimpan saham2 ini untuk swing trading, return yang Kamu dapatkan dalam jangka mingguan kemungkinan akan sangat kecil. 

2. Pilih saham yang breakout 

Jika Kamu mau swing trading, ada baiknya Kamu memilih saham2 yang breakout dari support-support krusialnya. Saham yang breakout menunjukkan bahwa saham tersebut sudah siap untuk memulai tren naiknya (poin 1) atau sudah mulai berada di jalur uptrend. 

Sepengalaman saham, terutama saham2 yang sebelumnya sudah tertahan cukup lama di harga support, ketika saham2 tersebut berhasil breakout, saham tersebut Dapat naik dalam jangka mingguan. Sehingga, dalam swing trading, mencari saham2 yang breakout adalah strategi trading yang saya sarankan untuk Kamu, ketimbang Kamu membeli saham yang sinyal uptrendnya belum pasti.   

Disini: Ebook Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus, saya memberikan strategi2 bagaimana memilih saham2 yang polanya bagus untuk swing trading, membaca saham-saham yang naik, serta cara-cara melakukan screening saham yang layak trading, dan membedakan saham yang tidak layak trading.  

3. Hindari saham yang terlalu fluktuatif 

Dalam swing trading, Kamu harus memilih saham2 yang pergerakannya slow tapi trennya pasti (naik / uptrend). 

Banyak trader yang salah beranggapan bahwa saham2 yang punya fluktuatif liar adalah saham yang punya potensi naik dalam jangka mingguan. Padahal, banyak saham yang fluktutifnya liar kenaikannya hanya bertahan dalam waktu sehari saja. 

Anda Dapat coba perhatikan bahwa rata2 saham yang fluktuatifnya liar, dalam jangka mingguan atau bahkan diatas itu sahamnya akan balik turun dengan cepat atau sideways di harga itu-itu saja. 

Maka dari itu, hindarilah saham2 yang terlalu fluktuatif ini. Selain mencari saham yang uptrend, saham yang breakout, carilah saham2 yang punya fluktuatif baik. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus.

CONTOH SWING TRADING DAN JANGKA WAKTUNYA 

Saya pribadi juga menerapkan strategi swing trading ini. Salah satu contoh yang pernah saya terapkan yaitu dengan membeli saham HMSP tanggal 26 Februari di harga 3.730 (dua kali). 


Pada tanggal 4 Maret HMSP naik, hingga menyentuh harga tertingginya di 4.030. Kamu Dapat perhatikan teknikal HMSP dibawah ini: 


Perhatikan tanda lingkaran (HMSP naik ke harga 4.030), dan penulis membeli HMSP di harga 3.730 (tanda panah yang bawah). 

Anda Dapat perhatikan bahwa jangka waktu swing trading ini (dari tanggal 26 Februari ke 4 Maret atau bahkan dalam praktiknya Dapat lebih lama), adalah jangka waktu trading yang tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat. 

Inilah yang dinamakan dengan swing trading, yaitu Kamu membeli saham, hold dan menjual dalam waktu seminggu (atau diatas itu sampai sebulan), dengan mengincar target return yang lebih tinggi ketimbang trading harian.