Menjadi Full Time Trader Part II

Beberapa bulan lalu saya pernah ngepos tulisan: Menjadi Full Time Trader Part I. Sebenarnya, saya tidak berencana membuat tulisan Part II untuk full time trader. Namun, banyak pengalaman yang mengingatkan saya tentang profesi ini, membuat saya ingin melanjutkan tulisan karya saya tentang full time trader. 

Sudah agak lama, saya pernah bercerita kepada salah seorang teman saya: "Saya ingin sekali menjadi full time trader. Dimana saya trading saham di rumah dan melakukan analisis secara independen"


Mendengar pernyataan saya tersebut, teman saya menjawab sambil senyum2 nggak enak: "Investasi saham nggak ngapa-ngapain donk".

Apa yang Dapat disimpulkan dari percapakan diatas, khususnya mengenai profesi full time trader? Ada beberapa poin:

- Full time trader adalah profesi yang aneh bagi kebanyakan masyarakat Indonesia.
- Full time trader masih banyak belum dianggap sebagai profesi.
- Full time trader adalah "profesi" pengangguran.
- Full time trading nggak perlu ngapa-ngapain. 

Mendengar cerita rekan2 yang juga full time trader, saya juga mengalami hal yang sama. Kalau Kamu menjadi full time trader, siap2 saja lingkungan Kamu (walaupun tidak selalu), akan selalu mengejek profesi yang Kamu tekuni. 

Kalau di pos pertama: Menjadi Full Time Trader Part I saya menyatakan syarat2 yang harus Kamu penuhi kalau memang Kamu ingin menjadi full time trader. Katakanlah, seluruh syarat2 tersebut sudah Kamu penuhi, kemudian Kamu sudah siap. Sekarang masalahnya, apakah lingkungan Kamu, mungkin keluarga, teman2 Kamu Dapat menerima profesi tersebut?Apalagi profesi trading adalah profesi yang masih awam, dianggap judi oleh kebanyakan masyarakat Indonesia.

Di satu sisi, mindset dan psikologi masyarakat Indonesia tidak terbiasa melihat pekerjaan pemain saham full time. Masyarakat Indonesia setiap hari dihadapkan pada kondisi dimana bekerja adalah 8 jam sehari, mulai pagi hingga sore, mulai hari senin-jumat atau senin-sabtu dan harus bergulat dengan kemacetan lalu lintas. Mindset inilah yang sudah terbentuk dalam benak masyarakat Indonesia, sehingga kalau Kamu bekerja mendapatkan uang di depan komputer di rumah Kamu sendiri, dan "hanya" klik tombol Buy dan Sell, rasanya aneh sekali. Apakah Kamu sebagai trader, merasa layak mendapatkan uang dengan cara trading? 

Mari kita simak....

SELUK BELUK MENJADI TRADER

Saya ingin menekankan kepada Kamu, bahwa profesi trading bukanlah profesi yang semudah dan senganggur yang Kamu bayangkan. Kalau Kamu mau memutuskan menjadi pemain saham full time, Kamu mau nggak mau harus duduk tekun di kantor Kamu di rumah, untuk menganalisis saham2 yang bagus. Bahkan waktu market tutup, Kamu harus menyeleksi saham2 untuk dibeli besok. Anda harus terus-menerus memantau, mengamati berita2 untuk memutuskan IHSG bergerak ke arah mana, untuk memutuskan sektor2 saham mana yang layak untuk Kamu tradingkan. Kamu bahkan harus Dapat memutuskan apakah Kamu hari itu perlu trading atau tidak. 

Pada saat di depan monitor - membeli dan menjual saham, disebut dengan eksekusi, Kamu harus Dapat ambil keputusan cepat. Kamu harus mampu mengambil keputusan beli, jual. Kamu harus mampu mengambil keputusan cepat dan tepat untuk take profit, untuk cut loss demi melindungi modal Kamu. 

Anda akan dihadapkan pada keputusan yang akan membingungkan Kamu, apakah harus menjual atau menahan saham yang Kamu miliki. Saat prediksi Kamu salah, Kamu harus membuat keputusan yang tepat. Saat prediksi Kamu benar, Kamu tidak boleh terbawa euforia pasar. 

Anda harus terus meng-update analisis Kamu kalau Kamu ingin dapat uang dari trading. Kalau boleh saya samakan, profesi full time trader sebenarnya sama saja dengan profesi seorang broker atau analis saham. Seorang broker harus terus meng-update informasi2 pasar. Harus memiliki informasi saham2 yang bagus untuk dibeli dari para analis berpengalaman di kantor sekuritas-nya. Demikian juga dengan seorang full time trader. So, menjadi seorang trader bukanlah profesi pengangguran.

Hanya saja, yang membedakannya kalau broker bekerja di kantor sekuritas resmi dengan mengenakan pakaian formal dan jam kerja yang sudah ditetapkan, sedangkan full time trader bekerja di rumah, Dapat memakai kaos oblongan dan celana pendek. Pemain saham full time punya waktu yang lebih fleksibel karena tidak terlalu terikat oleh waktu. 

Yang jadi permasalahan, memang banyak dari masyarakat Indonesia, khsusunya masyarakat yang masih awam dengan keberadaan pasar modal, memiliki mindset yang tertanam kuat bahwa kerja harus 8 jam sehari. Sedangkan profesi full time trader tidak mengharuskan Kamu untuk bekerja dengan aturan demikian. Profesi ini justru memberikan waktu yang lebih fleksibel kepada Kamu.

Melalui pos ini sebenarnya secara tidak langsung saya ingin "mempromosikan" profesi full time trader. Supaya Kamu jangan beranggapan yang salah terhadap profesi ini. Seperti yang saya paparkan di pos pertama, bahwa profesi ini adalah profesi yang menjanjikan. APa yang saya paparkan mengenai seluk beluk menjadi trader, setidaknya memberikan gambaran kepada Kamu bahwa full time trader adalah sebuah pekerjaan. Kamu Dapat mempertimbangkannya jika ingin menjadi pemain saham. 

Satu lagi, bagi rekan2 yang memiliki profesi sebagai full time trader, atau pengalaman rekan2 mengenai keberhasilan dan pengalaman2 di dunia trading saham, rekan2 Dapat share pengalamannya. Silahkan kirimkan pengalaman Kamu ke email: suksesbelajarsaham@gmail.com. Bagi rekan2 yang mengirim ke email saya, pengalaman rekan2 akan saya tampilkan di pos di website ini..