Salah satu quote yang saya ciptakan untuk Dapat terus memotivasi saya trading dan mendapat profit adalah:
"Saat IHSG naik, tidak semua saham naik. Dan saat IHSG turun, tidak semua saham turun. Tugas trader adalah mencari saham yang naik baik saat IHSG sedang bullish maupun bearish."
Quote ini bukan sekedar quote yang saya buat. Quote ini juga sebagai prinsip yang selalu saya pegang dalam trading saham. Kalau Kamu pernah berkunjung ke halaman profil saya disini: Profil Saya, saya juga menuliskan quote tersebut di akhir pos.
Kata-kata diatas memang mudah dimengerti siapapun. Tetapi Kamu juga harus mampu mempraktikannya dalam trading. Quote trading ini saya tulis berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan sendiri selama bertahun-tahun. Dari trading saham yang saya lakukan, saya Dapat merangkainya dalam tiga kalimat singkat tersebut yang memiliki makna cukup dalam.
Semuanya ini sebenarnya juga erat kaitannya dengan psikologi saham, dan bagaimana Kamu Dapat melangkah menjadi trader yang lebih hebat (dari trader pemula menjadi trader menengah. Dari trader menengah menjadi trader pro).
Di saat IHSG naik, tetap ada saham yang turun. Artinya, kalau Kamu langsung senang ketika IHSG bullish dan membeli saham tanpa pertimbangan yang bagus, maka sangat mungkin saham Kamu turun, walaupun IHSG hari itu sedang naik.
Sebaliknya, pada saat IHSG turun, biasanya fase ini akan diikuti pula dengan para trader yang mulai cemas, takut, panik. IHSG yang sedang bearish ini membuat trader akhirnya banyak yang menyerah dan menjual rugi sahamnya. Namun, di saat IHSG turun pun, tidak semua saham turun. Tetap ada saham2 yang naik. Itulah yang perlu Kamu cari, dan Kamu sebagai trader tidak perlu panik hanya karena IHSG sedang bearish hari itu.
Nah lalu apa kaitannya sama psikologi trader?
Tentu sangat berhubungan. Kalau Kamu ingin mempelajari bagaimana pola pikir rata-rata trader di Indonesia, Kamu Dapat coba membaca pendapat2 para trader yang ada di grup-grup saham (grup saham yang ramai tentunya).
Disitulah psikologis dan ketenangan trader akan sangat terlihat. Banyak saya temukan ketika IHSG sehari saja, sebagian trader langsung euforia, senang, optimis, yakin IHSG akan naik lebih kencang, dan mulai banyak pendapat untuk membeli saham.
Giliran IHSG memasuki fase bearish, psikologis trader berubah 180 derajat menjadi panik, takut, cut loss, tidak tenang, khawatir, dan pesimis. Bahkan di saat2 seperti itu, banyak "analis-analis dadakan" muncul, menakut-nakuti trader untuk cut loss. Penurunan IHSG yang drastis walaupun hanya sehari, Dapat membuat trader kalang kabut.
Psikologi inilah yang membuat trader tidak Dapat menerapkan peluang, kesempatan dan momentum yang harusnya Dapat Kamu manfaatkan. Saat IHSG turun, trader malah ikutan rugi, padahal seharusnya trader punya peluang untuk profit, karena tidak semua saham turun saat IHSG turun. Kalaupun sebagian besar saham turun, trader yang tenang akan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mulai koleksi saham2 yang diskon.
Psikologi inilah yang membuat trader tidak Dapat menerapkan peluang, kesempatan dan momentum yang harusnya Dapat Kamu manfaatkan. Saat IHSG turun, trader malah ikutan rugi, padahal seharusnya trader punya peluang untuk profit, karena tidak semua saham turun saat IHSG turun. Kalaupun sebagian besar saham turun, trader yang tenang akan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mulai koleksi saham2 yang diskon.
Jadi untuk menjadi seorang trader pro, Kamu harus memiliki ketajaman analisa dan ketenangan dalam menghadapi pasar. Ketenangan Kamu akan berpengaruh terhadap ketajaman analisa saya. Saat Kamu tenang, analisa Kamu akan lebih jeli.
Artinya, saat IHSG naik, tindakan yang tepat bukanlah senang sampai euforia. Namun, Kamu harus cari saham apa yang kira-kira memberikan keuntungan di portofolio Kamu.
Sebaliknya, saat IHSG turun bukan saatnya Kamu takut, panik, stress, langsung cut loss, tidak tenang, mudah pesimis. Saat IHSG turun, carilah saham yang diskon, atau saham yang tetap Dapat naik ditengah-tengah IHSG yang sedang bearish.
Prinsip ini harus Kamu terapkan dalam trading Kamu. Dengan cara tersebut, Kamu akan menjadi trader yang mahir dalam membaca setiap momentum yang ada di pasar saham, karena pada dasarnya jurus utama seorang trader adalah: Bagaimana Kamu memanfaatkan momentum, yaitu membeli saham yang naik saat IHSG naik, dan membeli saham yang naik / diskon saat IHSG turun.
Kemampuan Kamu inilah yang nantinya akan menentukan apakah Kamu sudah Dapat 'naik kelas' dari trader pemula menjadi trader menengah sampai trader pro. Tapi kalau sekarang Kamu masih suka euforia saat IHSG naik sesaat, dan langsung panik, cut loss, takut saat IHSG turun sebentar, maka Kamu masih ada di level pemula. Artinya, Kamu masih perlu mengasah ketajaman analisis dan ketenangan trading Kamu.
Sebaliknya, saat IHSG turun bukan saatnya Kamu takut, panik, stress, langsung cut loss, tidak tenang, mudah pesimis. Saat IHSG turun, carilah saham yang diskon, atau saham yang tetap Dapat naik ditengah-tengah IHSG yang sedang bearish.
Prinsip ini harus Kamu terapkan dalam trading Kamu. Dengan cara tersebut, Kamu akan menjadi trader yang mahir dalam membaca setiap momentum yang ada di pasar saham, karena pada dasarnya jurus utama seorang trader adalah: Bagaimana Kamu memanfaatkan momentum, yaitu membeli saham yang naik saat IHSG naik, dan membeli saham yang naik / diskon saat IHSG turun.
Kemampuan Kamu inilah yang nantinya akan menentukan apakah Kamu sudah Dapat 'naik kelas' dari trader pemula menjadi trader menengah sampai trader pro. Tapi kalau sekarang Kamu masih suka euforia saat IHSG naik sesaat, dan langsung panik, cut loss, takut saat IHSG turun sebentar, maka Kamu masih ada di level pemula. Artinya, Kamu masih perlu mengasah ketajaman analisis dan ketenangan trading Kamu.