Kalau Kamu pemain saham, Kamu pasti setiap hari mendengar yang namanya indeks saham (dunia). Mengapa berita2 ekonomi setiap hari mengumumkan kalau indeks Dow Jones hari ini ditutup menguat / melemah? Apa pengaruhnya bagi IHSG, bagi Indonesia? Apakah kenaikan dan penurunan Indeks Dow juga berpengaruh pada keputusan trading Kamu? Baca juga: Kumpulan Indeks Saham Dunia.
Di media masa, indeks saham dunia yang paling sering diberitakan (naik dan turun) adalah Indeks Amerika, terutama Indeks Dow Jones, SP500, dan Nasdaq. Lalu apa pengaruhnya ke Bursa saham Indonesia (IHSG)?
Ketika Indeks Dow naik pada hari sebelumnya, maka IHSG akan cenderung ikut menguat pada perdagangan keesokan hari. Sebaliknya, saat Indeks Dow ditutup turun, maka IHSG akan cenderung mengikuti penurunan indeks Dow keesokan harinya. Mengapa demikian? Karena Amerika adalah negara dengan perekonomian terkuat, maka Bursa sahamnya biasanya menjadi acuan Bursa saham dunia, tidak hanya di Indonesia.
Pada umumnya, ketika pergerakan IHSG mengikuti pergerakan Dow Jones, maka hal ini lebih karena sifat "latah" pelaku pasar, karena kalau Indeks Dow Jones lagi jatuh misalnya, maka pasti ada apa-apanya dengan Amerika (yang merupakan salah satu pusat ekonomi dunia).
Sehingga, hal ini pada akhirnya Dapat memberikan dampak juga bagi Indonesia. Pada akhirnya, penurunan Dow Jones akan diikuti dengan IHSG.
Perhatikan, kata kuncinya disini adalah cenderung. Artinya, saat Indeks Dow naik, TIDAK SELALU IHSG ikut naik, dan sebaliknya.
Ada satu hal yang perlu Kamu perhatikan. IHSG Dapat juga cenderung mengikuti pergerakan Bursa saham Asia. Misalnya: SSE ditutup menguat karena analis memprediksi pertumbuhan ekonomi negeri panda akan membaik. Maka, IHSG biasanya akan ikut menguat. Ketika Indeks2 saham Asia menguat, IHSG biasanya juga cenderung ikut menguat.
Apakah kenaikan dan penurunan Indeks saham luar negeri seharusnya berpengaruh pada keputusan trading Kamu?
Tentu saja tidak. Yang menjadi penggerak IHSG tidak lain adalah saham2 itu sendiri. Jadi seharusnya yang Kamu analisis lebih dalam bukan IHSG-nya, tapi sahamnya. Setiap saham memiliki pola pergerakan teknikal sendiri. Tidak selalu saat IHSG turun, semua saham akan turun, dan sebaliknya saat IHSG strong bullish pun, tetap ada saham2 yang koreksi. Jadi, jangan salah menafsirkan: Kalau IHSG turun berarti jangan trading. Bukan begitu.
Nah lho. Berarti apa gunanya mengetahui posisi IHSG dan Indeks luar negeri terhadap IHSG?
Kalau menurut saya, kita hanya perlu mengetahui untuk melihat posisi indeks saja. Alasan lainnya mungkin, kalau Bursa saham Asia, terutama Tiongkok tiba2 sedang dilanda rapor perekonomian yang jeblok, yang Dapat menjatuhkan SSE cukup dalam (seperti tahun 2015), maka kemungkinan besar (hampir pasti) IHSG ikut jatuh. Sehingga, kalau IHSG sudah terjun bebas, maka ya Kamu harus keluar dari pasar, jangan terburu trading kalau melihat saham2 yang sudah turun, ternyata masih turun lagi.
Mungkin itu saja yang ingin saya sampaikan pada Kamu tentang Indeks saham. Semoga bermanfaat untuk Kamu. Kamu the last, bagi Kamu yang ingin belajar saham dan trading saham otodidak, mendapat cuan konsisten dari pasar saham, silahkan klik disini: Buku Saham.