Beberapa waktu lalu saya pernah mendapat pertanyaan dari seorang pebisnis saham. Pertanyaannya sebagai berikut:
"Bung Heze, saya mau tanya... Kalau misalnya saya mau beli saham buat disimpan / investasi seumur hidup apakah bisa? Dan sebaiknya saham-saham apa yang Bung Heze anjurkan untuk diinvestasikan?"
Investasi saham buat disimpan seumur hidup? Bisa-bisa saja. Intinya, lama tidaknya Kamu menjual saham Kamu itu tergantung dari keinginan Kamu pribadi. Kamu mau jual saham Kamu besok, tahun depan atau bahkan nggak dijual sama sekali boleh2 saja.
Terkait saham2 apa yang bagus untuk disimpan seumur hidup, menurut saya sih nggak banyak. Tapi memang saya akui, ada beberapa saham (terutama saham2 blue chip), di mana saham-sahamnya layak disimpan untuk seumur hidup. Yap, saya pernah menuliskannya disini: 7 Saham yang Layak Investasi Seumur Hidup. Kamu Dapat baca-baca kembali.
Terkait saham2 apa yang bagus untuk disimpan seumur hidup, menurut saya sih nggak banyak. Tapi memang saya akui, ada beberapa saham (terutama saham2 blue chip), di mana saham-sahamnya layak disimpan untuk seumur hidup. Yap, saya pernah menuliskannya disini: 7 Saham yang Layak Investasi Seumur Hidup. Kamu Dapat baca-baca kembali.
Sebenarnya nggak masalah Kamu mau investasi saham buat seumur hidup. Tapi apa motif yang mendasari Kamu untuk menyimpan saham seumur hidup? Itu yang harus Dapat Kamu jawab.
Kita semua trading maupun investasi saham tujuannya adalah untuk mendapatkan PROFIT. Entah mengambil profit jangka pendek maupun jangka yang lebih panjang.
Kalau Kamu menyimpan saham seumur hidup, itu artinya Kamu tidak mendapatkan profit, karena Kamu tidak menjual saham Kamu sama sekali.
Jadi kalau Kamu mau simpan saham untuk seumur hidup, hendaknya Kamu memang memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Kamu mau mewariskan saham Kamu
Jika Kamu sudah punya tujuan jangka panjang untuk mewariskan saham Kamu pada anak cucu Kamu, maka tidak ada salahnya Kamu menyimpan saham pilihan Kamu seumur hidup, dan tidak Kamu jual.
Memang ada beberapa investor saham yang memiliki tujuan ini. Kalau Kamu mau mewariskan saham Kamu nantinya, maka Kamu harus membeli saham2 yang bertumbuh terus dalam jangka panjang, membagi dividen, cari emiten yang ROE-nya diatas 15 kali setiap tahun, dan Dapat menjadi pemimpin di sektor industrinya (baik dari segi aset, ekuitas dan laba). Contohnya Dapat Kamu lihat saham2 blue chip seperti UNVR, BBRI, ASII, TLKM..
2. Kamu ingin mendapatkan pasif income dari dividen
Ini adalah alasan yang banyak saya jumpai mengapa investor memilih untuk menyimpan saham seumur hidup, yaitu dapat pasif income dari dividen. Ingin dapat Dapat hidup hanya dari dividen saham (dividend for living).
Namun perlu Kamu ingat juga, bahwa untuk dapat pasif income dari dividen, apalagi kalau Kamu mau dividend for living, maka Kamu harus punya saham dalam jumlah yang sangat besar. Artinya, modal Kamu harus sangat besar juga.
Karena dividen akan Kamu terima setiap tahun (beberapa perusahaan bagi dividen 2 kali setahun). Kalau dibagi untuk setiap bulan (dibagi 12 bulan), maka nilai dividen akan Kamu terima bakalan kecil, jika modal Kamu tidak jumbo.
So katakanlah ada perusahaan blue chip yang bagi dividen sebesar Rp400 per saham. Kamu punya sahamnya sebanyak 100 lot. Jadi dividen yang Kamu terima per tahun adalah Rp400 x 100 lot x 100 lembar = Rp4.000.000.
Jika dibagi 12 bulan, maka dividen per bulan yang Kamu terima "hanya" sekitar Rp330.000 per bulan. Apakah uang Rp330.000 ini cukup untuk dividend for living?
Kemudian Kamu nyeletuk: "Tapi kan modal Dapat ditambah tiap bulan, jadi lama kelamaan modalnya akan semakin besar di kemudian hari".
Betul, saya setuju.. Tapi kalau Kamu setor modal tiap bulan secara rutin, dengan tujuan investasi saham seumur hidup, maka saya menyarankan agar Kamu membagi modal Kamu.
Misalnya, Kamu suntik modal Rp1 juta tiap bulan. Maka bagilah modal Kamu Rp500 ribu untuk saham yang mau Kamu investasikan seumur hidup, dan sisanya buat trading (sehingga Kamu juga menghasilkan profit dan mendayagunakan modal menganggur yang Kamu miliki).
Karena kalau usia Kamu masih muda, dan seluruh modal Kamu masukkan di saham untuk investasi seumur hidup, maka jujur saja, sebenarnya itu sayang sekali.
Harusnya buat Kamu yang masih usia produktif, Kamu juga menggunakan sebagian modal Kamu untuk trading / investasi (tapi bukan untuk disimpan seumur hidup).
Nah, jika Kamu punya rencana untuk investasi seumur hidup, maka ya itu tadi strategi yang saya sarankan, masukkan 50% atau 60% modal Kamu untuk itu, sisanya Kamu dayagunakan buat trading, mengingat Kamu masih produktif dan punya kesempatan belajar saham serta meraih profit.
Tapi kalau modal Kamu cuma Rp1 juta, dan Kamu belum ada rencana buat suntik modal tiap bulan, lebih baik modal segitu Kamu tradingkan saja, supaya Kamu Dapat mendayagunakan modal kecil untuk mendapatkan profit jangka pendek yang lebih sering. Karena modal kecil justru tidak efektif untuk investasi seumur hidup.
Untuk planning investasi saham seumur hidup, hendaknya Kamu pertimbangkan dahulu dengan matang. Terutama pertimbangkan kemampuan modal Kamu.
Actually banyak pebisnis saham yang mau mencoba menerapkan strategi investasi saham seumur hidup karena hanya ikut-ikutan investor2 kawakan sekelas Warren Buffet (kita tahu bahwa WB Dapat menyimpan saham dalam jangka waktu yang sangat panjaaaanng)..
Tetapi WB memang punya modal yang super besar, sehingga mau sahamnya naik atau turun, beliau tetap aja jadi horang kaya karena WB akan dapat dividen yang nominalnya jumbo setiap tahun.
Jika Kamu merasa lebih cocok trading dan mendapatkan profit jangka pendek, atau Kamu lebih cocok untuk investasi 1-2 tahun, maka Kamu tidak perlu memaksakan strategi beli saham untuk seumur hidup.
Kalau Kamu menyimpan saham seumur hidup, itu artinya Kamu tidak mendapatkan profit, karena Kamu tidak menjual saham Kamu sama sekali.
Jadi kalau Kamu mau simpan saham untuk seumur hidup, hendaknya Kamu memang memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Kamu mau mewariskan saham Kamu
Jika Kamu sudah punya tujuan jangka panjang untuk mewariskan saham Kamu pada anak cucu Kamu, maka tidak ada salahnya Kamu menyimpan saham pilihan Kamu seumur hidup, dan tidak Kamu jual.
Memang ada beberapa investor saham yang memiliki tujuan ini. Kalau Kamu mau mewariskan saham Kamu nantinya, maka Kamu harus membeli saham2 yang bertumbuh terus dalam jangka panjang, membagi dividen, cari emiten yang ROE-nya diatas 15 kali setiap tahun, dan Dapat menjadi pemimpin di sektor industrinya (baik dari segi aset, ekuitas dan laba). Contohnya Dapat Kamu lihat saham2 blue chip seperti UNVR, BBRI, ASII, TLKM..
2. Kamu ingin mendapatkan pasif income dari dividen
Ini adalah alasan yang banyak saya jumpai mengapa investor memilih untuk menyimpan saham seumur hidup, yaitu dapat pasif income dari dividen. Ingin dapat Dapat hidup hanya dari dividen saham (dividend for living).
Namun perlu Kamu ingat juga, bahwa untuk dapat pasif income dari dividen, apalagi kalau Kamu mau dividend for living, maka Kamu harus punya saham dalam jumlah yang sangat besar. Artinya, modal Kamu harus sangat besar juga.
Karena dividen akan Kamu terima setiap tahun (beberapa perusahaan bagi dividen 2 kali setahun). Kalau dibagi untuk setiap bulan (dibagi 12 bulan), maka nilai dividen akan Kamu terima bakalan kecil, jika modal Kamu tidak jumbo.
So katakanlah ada perusahaan blue chip yang bagi dividen sebesar Rp400 per saham. Kamu punya sahamnya sebanyak 100 lot. Jadi dividen yang Kamu terima per tahun adalah Rp400 x 100 lot x 100 lembar = Rp4.000.000.
Jika dibagi 12 bulan, maka dividen per bulan yang Kamu terima "hanya" sekitar Rp330.000 per bulan. Apakah uang Rp330.000 ini cukup untuk dividend for living?
Kemudian Kamu nyeletuk: "Tapi kan modal Dapat ditambah tiap bulan, jadi lama kelamaan modalnya akan semakin besar di kemudian hari".
Betul, saya setuju.. Tapi kalau Kamu setor modal tiap bulan secara rutin, dengan tujuan investasi saham seumur hidup, maka saya menyarankan agar Kamu membagi modal Kamu.
Misalnya, Kamu suntik modal Rp1 juta tiap bulan. Maka bagilah modal Kamu Rp500 ribu untuk saham yang mau Kamu investasikan seumur hidup, dan sisanya buat trading (sehingga Kamu juga menghasilkan profit dan mendayagunakan modal menganggur yang Kamu miliki).
Karena kalau usia Kamu masih muda, dan seluruh modal Kamu masukkan di saham untuk investasi seumur hidup, maka jujur saja, sebenarnya itu sayang sekali.
Harusnya buat Kamu yang masih usia produktif, Kamu juga menggunakan sebagian modal Kamu untuk trading / investasi (tapi bukan untuk disimpan seumur hidup).
Nah, jika Kamu punya rencana untuk investasi seumur hidup, maka ya itu tadi strategi yang saya sarankan, masukkan 50% atau 60% modal Kamu untuk itu, sisanya Kamu dayagunakan buat trading, mengingat Kamu masih produktif dan punya kesempatan belajar saham serta meraih profit.
Tapi kalau modal Kamu cuma Rp1 juta, dan Kamu belum ada rencana buat suntik modal tiap bulan, lebih baik modal segitu Kamu tradingkan saja, supaya Kamu Dapat mendayagunakan modal kecil untuk mendapatkan profit jangka pendek yang lebih sering. Karena modal kecil justru tidak efektif untuk investasi seumur hidup.
Untuk planning investasi saham seumur hidup, hendaknya Kamu pertimbangkan dahulu dengan matang. Terutama pertimbangkan kemampuan modal Kamu.
Actually banyak pebisnis saham yang mau mencoba menerapkan strategi investasi saham seumur hidup karena hanya ikut-ikutan investor2 kawakan sekelas Warren Buffet (kita tahu bahwa WB Dapat menyimpan saham dalam jangka waktu yang sangat panjaaaanng)..
Tetapi WB memang punya modal yang super besar, sehingga mau sahamnya naik atau turun, beliau tetap aja jadi horang kaya karena WB akan dapat dividen yang nominalnya jumbo setiap tahun.
Jika Kamu merasa lebih cocok trading dan mendapatkan profit jangka pendek, atau Kamu lebih cocok untuk investasi 1-2 tahun, maka Kamu tidak perlu memaksakan strategi beli saham untuk seumur hidup.