Di beberapa tulisan saya mengenai saham, saya sering mengatakan bahwa sektor saham yang sedang lesu sangat risiko untuk ditradingkan dalam jangka pendek. Sektor saham yang sedang lesu sudah pasti harga sahamnya akan turun berkepanjangan. Dapat jadi penurunannya terjadi selama beberapa tahun.
Contohnya? Kita semua tahu sektor mining yang sempat lesu dan sudah ada tanda-tandanya sejak tahun 2011. Penurunan saham2 sektor mining terus terjadi sampai tahun 2015. Penyebabnya pun sudah mulai terdeteksi, di mana salah satunya adalah harga-harga komoditas yang mulai lesu, ditambah perekonomian Tiongkok yang mulai anjlok di tahun 2014 (Ekspor batu bara Indonesia terbesar salah satunya ke Tiongkok).
Jadi, kalau sudah ada tanda2 seperti ini, setidaknya Kamu menghindari saham2 yang sektornya lagi lesu, terutama kalau Kamu suka trading jangka menengah. Karena banyak trader yang saat itu juga nyangkut dengan porsi yang besar di saham2 mining selama beberapa tahun. Kemudian Kamu bertanya:
" Terus gimana cara kita mendeteksi sektor saham yang akan lesu? Apakah ada cara khusus atau toolnya?"
Tidak ada cara khusus atau tool yang digunakan untuk mendeteksinya. Cara mendeteksi sektor saham yang akan jatuh dengan mengomparasi setiap berita yang ada dengan harga sahamnya. Biasanya ketika suatu sektor usaha terus diberitakan (Untuk mengetahuinya silahkan baca2 berita online), Kamu coba perhatikan pergerakan harga sahamnya. Umumnya akan memiliki pengaruh yang cukup besar. Hal ini berkaitan dengan fundamental mikro.
Sebagai contoh, ketika banyak gerai-gerai emiten ritel yang tutup, berita PHK, penjualan emiten menurun, lihat saja saham2 di sektor ini seperti RALS, MPPA, LPPF yang terus saja turun.
Dalam hal ini, emiten2 di sektor ritel dan perbelanjaan ada baiknya Kamu hindari, dan carilah saham2 lain yang memberikan potensi gain yang lebih besar. Contoh lainnya, ketika transportasi online mulai mendominasi dan banyak demo, perhatikan saham BIRD, TAXI yang terus turun terutama sejak bulan Juli 2017.
Intinya, sebennarnya nggak sulit kok mendeteksi sektor saham yang akan lesu. Kalau Kamu suka baca berita, Kamu pasti Dapat mengetahuinya. Hal-hal di sekitar Kamu (seperti perkembangan bisnis e-commerce, perkembangan infrastruktur) juga Dapat Kamu gunakan untuk menganalisis prospek sektor usaha tertentu.
Contohnya? Kita semua tahu sektor mining yang sempat lesu dan sudah ada tanda-tandanya sejak tahun 2011. Penurunan saham2 sektor mining terus terjadi sampai tahun 2015. Penyebabnya pun sudah mulai terdeteksi, di mana salah satunya adalah harga-harga komoditas yang mulai lesu, ditambah perekonomian Tiongkok yang mulai anjlok di tahun 2014 (Ekspor batu bara Indonesia terbesar salah satunya ke Tiongkok).
Jadi, kalau sudah ada tanda2 seperti ini, setidaknya Kamu menghindari saham2 yang sektornya lagi lesu, terutama kalau Kamu suka trading jangka menengah. Karena banyak trader yang saat itu juga nyangkut dengan porsi yang besar di saham2 mining selama beberapa tahun. Kemudian Kamu bertanya:
" Terus gimana cara kita mendeteksi sektor saham yang akan lesu? Apakah ada cara khusus atau toolnya?"
Tidak ada cara khusus atau tool yang digunakan untuk mendeteksinya. Cara mendeteksi sektor saham yang akan jatuh dengan mengomparasi setiap berita yang ada dengan harga sahamnya. Biasanya ketika suatu sektor usaha terus diberitakan (Untuk mengetahuinya silahkan baca2 berita online), Kamu coba perhatikan pergerakan harga sahamnya. Umumnya akan memiliki pengaruh yang cukup besar. Hal ini berkaitan dengan fundamental mikro.
Sebagai contoh, ketika banyak gerai-gerai emiten ritel yang tutup, berita PHK, penjualan emiten menurun, lihat saja saham2 di sektor ini seperti RALS, MPPA, LPPF yang terus saja turun.
Saham MPPA yang terus anjlok
Dalam hal ini, emiten2 di sektor ritel dan perbelanjaan ada baiknya Kamu hindari, dan carilah saham2 lain yang memberikan potensi gain yang lebih besar. Contoh lainnya, ketika transportasi online mulai mendominasi dan banyak demo, perhatikan saham BIRD, TAXI yang terus turun terutama sejak bulan Juli 2017.
Intinya, sebennarnya nggak sulit kok mendeteksi sektor saham yang akan lesu. Kalau Kamu suka baca berita, Kamu pasti Dapat mengetahuinya. Hal-hal di sekitar Kamu (seperti perkembangan bisnis e-commerce, perkembangan infrastruktur) juga Dapat Kamu gunakan untuk menganalisis prospek sektor usaha tertentu.