Merubah Target Take Profit dan Cut Loss Trading

Pada saat membeli saham, Kamu harus menentukan Kamu mau jual saham di harga berapa alias take profit. Selain itu, menentukan titik cut loss juga diperlukan dalam beberapa kasus tertentu. Saya pernah ulas tulisannya disini: Saham Turun: Pilih Hold atau Cut Loss? 

Jadi katakanlah Kamu beli saham MYOR di harga 2.500. Setelah beli MYOR Kamu menentukan take profit (TP) di harga 2.600. Namun beberapa saat kemudian, setelah Kamu melihat pergerakan MYOR yang naiknya cukup tinggi, Kamu memutuskan untuk menjual MYOR di 2.650. Ini artinya Kamu sudah merubah target take profit yang Kamu tetapkan sebelumnya.  

Dalam trading Kamu harus punya target mau jual saham di harga berapa setelah Kamu beli. Jangan sampai Kamu tidak punya target jual, dan akhirnya Kamu menjual saham Kamu di harga random. Ini berbahaya untuk trading Kamu. 

Sekali dua kali, mungkin Dapat memperoleh profit dari jual saham di harga random ini. Tapi kalau market sedang bergejolak, Kamu mungkin akan bingung memutuskan jual saham di harga tertentu, apalagi kalau saham Kamu tiba-tiba mengalami penurunan drastis (karena market lagi jelek), dan Kamu nggak punya plan apapun. 

Pertanyaan selanjutnya: Bolehkah trader mengubah target take profit (TP) dan cut loss (CL) yang sudah ditetapkan sebelumnya? Apakah hal ini berarti trader melanggar trading plan yang sudah ditetapkannya sendiri? 

Beberapa trader pernah bertanya pada saya tentang merubah target take profit dan cut loss ini. Maka dari itu, saya akan membahasnya di pos ini. 

Apakah boleh merubah target TP dan CL? Saya jawab: Boleh-boleh saja Kamu merubah target take profit maupun cut loss yang sudah Kamu tetapkan sebelumnya. Alasannya? 

Dalam trading saham, Kamu harus memiliki tingkat fleksibilitas. Kamu tidak boleh kaku atau terpaku pada satu target tertentu. Karena harga saham terus bergerak, sehingga Kamu juga harus luwes dalam melihat setiap pergerakan dan peluang trading yang ada. 

Kondisi IHSG terus bergerak, dan Kamu tidak akan tahu apa yang terjadi pada IHSG keesokan harinya. Misalnya Kamu membeli saham BMRI di harga 7.000. Lalu Kamu menetapkan jual BMRI di 7.300. Setelah itu, benar saja BMRI naik sampai ke 7.200. 

Namun tidak lama kemudian, ada sentimen negatif yang membuat mayoritas saham jatuh. BMRI yang awalnya sudah naik ke 7.200, mengalami perubahan tren yang signifikan, dan harganya turun ke 7.100. Kamu kemudian berpikir untuk menjual dahulu di 7.100 (anda sudah profit), untuk membeli lagi di harga bottom. Boleh saja Kamu melakukan hal tersebut. 

Dari sini kita Dapat simpulkan bahwa merubah target take profit dan cut loss diperbolehkan apabila.... Anda sudah melakukan analisa dan Kamu memiliki pertimbangan / alasan yang kuat mengapa Kamu mau merubah target-target trading yang sudah Kamu tetapkan sebelumnya. 

Anda harus tahu alasan mengapa Kamu merubah target take profit maupun cut loss yang sudah Kamu tetapkan sebelumnya dalam trading plan. Nah, semakin pengalaman Kamu dalam trading, Kamu akan semakin mengetahui kapan Kamu harus merubah / merevisi target Kamu, atau kapan Kamu tidak perlu merubah target. Baca juga: Panduan Cara Menyusun Trading Plan Saham.   

Banyak trader yang merubah target tradingnya hanya karena mereka terbawa 'arus' emosional, dan mengikuti saran-saran dari luar yang belum tentu benar.  

Cara inilah yang tidak saya sarankan. Setiap keputusan trading yang Kamu lakukan baik menentukan maupun merubah target yang sudah Kamu tetapkan sebelumnya dalam trading plan, harus didasarkan atas 100% analisa subjektif yang Kamu lakukan sendiri. 

Beberapa dari Kamu yang kritis kemudian bertanya lagi: "Tapi kan Pak Heze, di saham ada prinsip let your profit run, buat apa tentukan jual saham di harga berapa kalau sahamnya masih naik terus?" 

Prinsip trading plan adalah: Kamu harus punya target mau jual saham di harga berapa. Artinya, setelah Kamu beli saham, Kamu harus tahu apa yang Kamu lakukan dengan saham Kamu. Jangan sampai (seperti yang saya tuliskan sebelumnya), Kamu menjual saham di harga random. Masalah Kamu mau menaikkan target take profit Kamu, itu adalah keputusan Kamu dan hasil analisa Kamu.

Pergerakan dan dinamika market yang cenderung berubah dengan cepat membuat cara trading Kamu harus fleksibel. Walaupun merubah target dalam trading bukanlah syarat yang mutlak, namun terkadang justru Kamu perlu merubah target2 yang sudah Kamu tetapkan sebelumnya berdasarkan pada perubahan kondisi market dan saham yang Kamu beli.