Saya pernah mendapatkan pertanyaan dari seorang trader yang sahamnya nyangkut di waran. Trader meminta saran sebagai berikut:
"Pak Heze saham saya nyangkut di KPAS-W. Apakah saya harus cut loss atau Dapat balik naik lagi? Karena turunnya cukup banyak."
Kemudian saya bertanya kembali: "Kenapa membeli waran? Kan masih ada banyak saham yang harganya bagus". Kemudian trader menjawab: "Soalnya harganya murah. Modal saya juga masih belum cukup buat beli saham-saham blue chip."
Sebenarnya tidak ada salahnya kalau Kamu ingin mengincar saham-saham yang harganya murah secara nominal. Dahulu ketika modal trading saya masih kecil, saya juga kerap kali mengincar saham2 yang harganya murah secara nominal.
Tetapi Kamu juga harus melihat KUALITAS saham tersebut, bukan cuma kuantitasnya. Kalau saham tersebut murah tetapi kualitasnya jelek, sebaiknya Kamu tidak mentradingkannya. Kualitas saham yang baik harus Kamu lihat melalui:
- Analisis teknikal (chartnya layak trading atau tidak)
- Fundamental (emitennya bermasalah, sering kena suspen atau tidak)
- Likuiditas saham (apakah sahamnya likuid, atau transaksinya tidak beraturan)
- Pergerakan harga (apakah fluktuatifnya wajar atau tidak)
Pelajari juga analisis2 untuk mencari saham bagus disini: Buku Saham. Faktanya, di market banyak sekali saham murah yang kualitasnya jelek. Pergerakan harga sahamnya tidak beraturan. Harga sahamnya sering digoreng. Volume transaksi sangat sedikit. Sahamnya sering terkena suspen. Fundamental perusahaan tidak terlalu baik (sering rugi) dan masih banyak lainnya.
Sehingga, saham-saham yang harganya murah namun kualitasnya jelek ini pada akhirnya hanya akan membuat sebagian besar trader ritel nyangkut dan rugi.
Kita Dapat lihat ada banyak contoh saham yang akhirnya terkena delisting seperti saham SIAP, NAGA, ATPK, DAJK, CPGT, BRAU dan masih banyak saham lain yang terkena kasus-kasus serupa.
Dan saham2 yang di delisting dari Bursa ini memang harga sahamnya murah, namun sama sekali tidak mencerminkan kinerja fundamental dan likuiditas saham yang baik.
Jadi di dalam trading saham prinsipnya adalah: Jangan membeli saham hanya karena harganya murah. Saham yang harganya murah secara nominal belum tentu bagus buat trading.
Belilah saham yang harganya murah karena DISKON, bukan saham murah hanya karena nominalnya kecil alias SAHAM MURAHAN. Baca juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.
Memang saham2 yang harganya murah seringkali digoreng bandar, sehingga harganya Dapat naik puluhan persen dalam waktu. Namun risikonya juga sebaliknya: Harga saham Dapat turun puluhan persen dalam waktu cepat.
Dengan pola saham yang sulit dianalisa secara teknikal, jelas saham2 seperti ini risikonya lebih besar. Artinya, keuntungan dan risiko yang Kamu dapatkan tidak sebanding. Terlebih lagi jika saham tersebut terkena suspen atau delisting, maka Kamu tidak Dapat menjual saham Kamu di pasar reguler.
Banyak trader pemula dengan modal kecil yang memilih saham murah (secara nominal) tanpa meperhatikan kualitas saham tersebut. Padahal saham2 yang murah belum tentu bagus untuk trading.
Maka mulai sekarang, sebelum Kamu membeli saham, Kamu harus menganalisa saham tersebut, bukan hanya melihat nominalnya.
Kalau modal trading Kamu masih sedikit, solusinya tunggulah modal Kamu sampai Rp1-3 juta, supaya Kamu Dapat membeli saham2 yang kualitasnya lebih baik. Saya pernah membahasnya juga disini: Modal Ideal Trading Saham.