Dalam usaha apa saja salah satu bagian yang mungkin sepele namun cukup menentukan adalah dalam hal pemilihan sebuah merek atau brand. Di bilang hal yang sepele karena kita cukup hanya menentukan sebuah “sebutan” untuk produk kita.
Tapi dalam hal lain kekuatan sebuah merek sebenarnya sangat lah dahsyat. Bahkan mungkin bisa lebih dahsyat dari produknya itu sendiri.
Mungkin Anda pernah bahkan seringkali “tertipu” oleh dahsyatnya sebuah merek. Tengok saja misalnya saja ada sebuah produk “Soto Neraka” mungkin maksud penjualnya karena saking pedasnya sehingga mengambarkan layaknya di neraka.
Namun apa yang terjadi? Ketika pengunjung datang dan merasakan ternyata tidak se”Neraka” yang mereka bayangkan.
Tapi banyak pula produk yang sudah terkenal luas memang mempunyai kenyataan yang se”garang” namanya. Tengok saja, “Bakso Granat “, Oseng Mercon”, sampai “Rawon Setan” yang sangat terkenal itu.
Nah merangkum dari beberapa hal yang menarik sekitar pemberian merek, ide usaha sukses memberikan beberapa tips :
1. Nama Yang Unik
Seperti halnya dalam pemilihan nama grup band / brand, kita sering melihat nama yang berasal dari ide yang sederhana. Misalnya “Kotak”, “Gigi”, “Potret”, bahkan sampai pada “Endang Soekamti”.
Contoh itu merupakan brand yang dibuat dengan ide yang paling sederhana dan polos namun unik. Tidak usah kita paksakan menggunakan nama yang berskala “international” yang mana malah akan mengaburkan arti dari produk itu sendiri.
Ide dasar dalam menentukan nama produk bahkan bisa juga kita ambilkan dari kultur budaya yang ada di daerahnya msing – masing, misalnya “Bandeng Juwana”, “Lumpia Semarang”,”Sego Mawut”, “Sego Kucing” dan sebagainya.
2. Nama Yang Simpel Dan Mudah Diucapkan
Orang akan lebih mudah mengucapkan “Kaos Oblong” dibandingkan “Kaos Coblong”, Karena Dalam Kaos Coblong terdapat Huruf Konsonan yang berdekatan, sehingga orang akan agak “malas” untuk mengucapkannya dibanding yang pertama.
Jangan memberi nama yang terlalu panjang sehingga lebih malas lagi untuk mengucapkannya, misalnya Bengkel Sepeda Motor “Dokter Mesin Tokcer Selalu”
3. Menggambarkan Diri Si Pemilik Produk
Kadang kita temukan merek terkenal yang mana itu merupakan penggambaran dari si empunya sendiri. Misalnya “Ayam Bakar Mas Mono”, ‘Tahu Bakso Bu Puji”, “Jimmy Martin”, dsb.
4. Nama Yang “Menggelegar” Khususnya Untuk Produk Kuliner
Untuk kuliner sudah seharusnya memang harus mempunyai nama yang “menggelegar”. Misalnya untuk produk pedas kita tahu “Oseng Mercon”, untuk yang bikin penasaran ada “Es Goreng” lo kok ada es yang digoreng?
Kemudian ada yang berbau “horor” semacam “Rawon Setan” karena buka pada malam hari, mungkin anda juga bikin merek “bakso tuyul” karena bentuk baksonya yang pelontos.
5. Menggambarkan Produk Itu Sendiri
Merek kadang menggambarkan produk atau berupa singkatan yang berafiliasi untuk produk itu sendiri. Misalnya “Kaos Kata” pasti produknya berupa kaos yang berisi kata – kata, “Kaos Unik” untuk kaos dengan desain unik, “Kopi Joss” untuk produk kopi, “Sanchu” untuk Sandal lucu, “Tas Jappar” untuk tas jajan pasar, dan sebagainya.
Jangan sampai kita memilih nama yang tidak tahu arti filosofinya, jangan – jangan kita memilih nama yang memiliki arti yang buruk ... oh NO!
6. Sesuaikan Dengan Target Pasar
Jika kita memilih target pasar anak muda buatlah brand yang sesuai dengan tema anak muda, seperti : “Distro Pink”, “Tas Happy Me”, “Restoran Sayang” dan sebagainya.
Untuk target pasar dewasa kita bisa memilih : “Butik Family”, “Restoran Selamat”, Penitipan Bayi “Matahariku” dan sebagainya.
Perlu diingat bahwa rasa mungkin suatu produk tidak “segarang” namanya, namun kenyataan banyak brand terkenal yang sudah menjadi “mind set” bagi orang banyak walaupun mungkin banyak produk sejenis yang tidak kalah enaknya.
Misalnya kalau orang mau cari produk Pizza, pasti jawabannya PIZZA HUT. Kalau orang jaman dulu kebanyakan bilang sepeda motor ya HONDA ...Itulah kekuatan sebuah merek.
Oke, Sudahkah merek Usaha Anda Mempunyai “Nilai Jual” ?