Di dalam trading, modal adalah hal utama yang harus Dapat Kamu kelola dengan baik. Artinya, modal trading (uang) yang Kamu miliki akan menentukan seberapa besar Kamu mampu bertahan di pasar saham.
Dalam trading modal ibarat nyawa. Kalau modal Kamu habis, Kamu tidak akan Dapat membeli saham apapun. Selama ada modal, Kamu Dapat bertahan di pasar saham. Oleh karena itu, modal adalah objek yang harus Kamu kelola dengan baik dan benar.
"Terus, gimana caranya agar saya Dapat menggunakan modal trading dengan bijaksana?" Tanya Kamu semakin penasaran.
Mengalokasikan modal trading hendaknya dilakukan dengan mengalokasikan modal paling besar untuk jenis saham yang risikonya paling kecil. Sedangkan alokasi modal trading yang paling kecil adalah untuk jenis saham yang risikonya paling besar.
Saham2 yang mengandung unsur risiko paling besar adalah saham2 gorengan. Sebaliknya, saham2 yang risikonya paling kecil umumnya adalah saham2 lapis satu (blue chip) dan dan saham yang risikonya lebih besar daripada saham lapis satu adalah saham2 lapis dua. Baca juga: Perbedaan Saham Lapis Satu, Dua dan Tiga.
Contoh cara mengalokasikan modal trading:
Anda memiliki modal sebesar Rp20 juta di rekening saham. Dari Rp20 juta tersebut, 40% Kamu alokasikan pada saham blue chip. 35% Kamu alokasikan pada saham-saham lapis dua. 10% Kamu alokasikan untuk trading di saham lapis tiga, dan 15% Kamu tetap simpan sebagai kas.
Itulah contoh cara mengaloasikan modal trading dengan efektif dan benar. Ingat, cara ini bukanlah cara yang absolut. Ini hanya merupakan saran / gambaran pada Kamu mengenai bagaimana cara mengalokasikan modal untuk trading.
Tapi kalau Kamu baca lagi baik2, saya menuliskan alokasi modal yang paling besar adalah untuk saham2 yang risikonya cenderung kecil (blue chip dan diikuti dengan saham lapis dua, kemudian saham lapis tiga sangat kecil).
Ini artinya, saya menyarankan pada pembaca agar Kamu lebih memprioritaskan untuk mengalokasikan modal trading yang besar pada saham2 yang tingkat risikonya lebih kecil.
Sekali lagi, cara ini bukanlah cara yang absolut. Namun saya sering menemukan trader yang mengalami kerugian2 yang besar karena mereka nekad membeli saham2 lapis tiga dengan modal besar.
Maka dari itu, agar Kamu Dapat terus bertahan di pasar saham (modal Kamu tidak habis), ada baiknya Kamu PRIORITASKAN trading di saham2 yang risikonya lebih / paling rendah. Dengan cara seperti ini pula, Kamu berpotensi meraih profit yang lebih konsisten.
Bagaimana cara melihat saham2 yang memiliki potensi risiko lebih rendah dan lebih tinggi?
Anda Dapat mempelajarinya disini: Panduan Menemukan Saham Bagus. Pada ebook praktik tersebut, saya juga memaparkan tipikal grafik saham yang layak untuk trading dan saham-saham yang polanya harus Kamu hindari, walaupun secara grafik kelihatannya saham2 tersebut berpotensi rebound. Saham2 seperti ini yang berpotensi menjebak trader.
Salam profit... Selamat praktik