Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Take profit alias ambil keuntungan adalah hal yang harus Kamu lakukan setelah Kamu membeli saham. Berapa lamapun jangka waktu take profit Kamu, sebagai trader, cepat atau lama Kamu tentu pasti ingin menjual saham Kamu pada saat harga saham Kamu sudah mengalami kenaikan. 

Karena tidak ada harga saham yang naik terus. Pada titik tertentu setelah harga saham naik, harga saham pasti akan koreksi lagi. 

Pada praktikknya, pernahkah ketika saham Kamu naik, dan Kamu menjual saham, namun harga saham yang Kamu jual ternyata masih naik lagi? 

"Wah saya pernah mengalami ini, lalu bagaimana solusinya supaya profit kita lebih besar lagi?" Kata Kamu 

Semua trader pernah mengalami hal ini, termasuk saya sendiri. Tapi Kamu harus tahu beberapa penyebab kenapa saham yang Kamu jual harganya cenderung masih naik lagi, dengan demikian Kamu tidak perlu menyesal, jengkel, merasa salah, merasa tidak berbakat, merasa kehilangan profit dan lain-lain. 

Baca juga: Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat. Dari pengalaman trading saya, ada tiga penyebab utama kenapa saham yang Kamu jual Dapat naik lagi: 

1. Kamu terburu menjual saham Kamu 

Kalau Kamu sering terburu menjual saham, padahal saham yang Kamu beli masih potensial untuk naik, IHSG juga lagi bagus, saham Kamu sudah di harga bottom, itu artinya, Kamu perlu membenahi: Analisa teknikal yang Kamu gunakan atau Kamu perlu mendalami psikologis trading lebih baik. 

Baca juga:  Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat dan 2 Faktor Keberhasilan Trading Saham. 

Karena di pasar saham itu sangat dibutuhkan kesabaran. Jika saham yang Kamu beli baru naik sedikit, lalu Kamu sudah panik dan langsung jual, maka kemungkinan besar Kamu harus banyak berlatih lagi bagaimana cara menentukan take profit, melihat kondisi pasar saham secara lebih luas, dan terutama membentuk mindset trading Kamu.

Seberapa banyak dari Kamu yang masih sering panik, dan belum Dapat tenang dalam menganalisis saham? Hanya Kamu yang mengetahuinya. Setelah membaca tulisan ini, Kamu harus melakukan evaluasi pada trading Kamu. 

2. Kamu sudah menetapkan target jual Kamu 

Nah poin kedua inilah yang ingin saya tekankan pada Kamu. Jika Kamu membeli saham di harga 800, lalu setelah membeli saham, Kamu sudah menetapkan jual di harga 850, setelah harga 850 Kamu langsung menjualnya. Tapi tidak lama kemudian harga saham naik lagi sampai 920. 

Kalau Kamu mengalami hal ini, apa yang Kamu lakukan sudah benar. Lho kok?

Pada saat Kamu menetapkan harga jual Kamu setelah beli saham, it means anda sudah menerapkan trading plan dan mematuhi trading plan Kamu sendiri. 

Harus Kamu ketahui, dalam trading saham, Kamu bukan hanya bertugas untuk melakukan analisa, tapi Kamu harus Dapat menyusun trading plan. Trading plan salah satunya poin pentingnya adalah menetapkan Kamu mau jual saham di harga berapa setelah Kamu beli. Materi lengkap menyusun trading plan, pernah saya bahas disini: Buku Saham.  

Anda tidak akan Dapat tahu harga saham akan naik sampai ke harga berapa. Oleh karena itu, Kamu harus menetapkan Kamu mau jual di harga berapa, bukan menunggu harga naik sampai ke level tertinggi, karena sekali lagi, kita semua tidak Dapat mengetahui titik resisten paling tinggi dari harga suatu saham, pada kurun waktu tertentu. Dan apakah titik resisten tersebut akan tersentuh dalam waktu dekat, Kamu juga tidak akan tahu pasti. 

Kalau semua trader Dapat mengetahui saham akan naik sampai ke level tertentu, maka tentu semua trader Dapat mendapatkan profit di harga yang paling tinggi.  

Satu hal lagi, sebesar banyak profit yang Kamu dapatkan di hari itu, Kamu tetap harus bersyukur, karena belum tentu trader lain Dapat mendapatkan profit sebesar Kamu. Banyak trader yang masih harus jatuh bangun untuk belajar dan menekan kerugiannya.  

Tapi sayangnya banyak sekali trader yang menyesal dengan target yang sudah ditetapkan sendiri. Banyak trader yang menyesal kenapa nggak jual saja di harga lebih tinggi. Banyak trader yang berpikir: "Seharusnya saya beli saham lain yang naiknya lebih cepat". 

Sikap2 inilah yang salah, yang pada akhirnya membuat trader sering menjadi latah dan akhirnya sering tidak bergerak sesuai trading plannya lagi. 

Kuncinya, selama Kamu tetap berada di jalur trading plan Kamu, dan Kamu selalu menyusun trading plan beli dan jual saham Kamu, maka apa yang Kamu lakukan sudah benar. 

3. Kamu langsung menjual saham Kamu ketika sudah naik 

Kasus ketiga, Kamu memang belum menetapkan mau jual di harga berapa setelah beli saham. Jadi katakanlah Kamu beli saham di harga 1.000. Kemudian saat harganya naik ke 1.030, tanpa ancang-ancang dan analisa Kamu langsung menjual. Tidak lama kemudian harga saham masih  naik sampai 1.100.

Istilahnya, Kamu asal menjual saham saat saham sudah naik dan Kamu sudah profit. Kalau Kamu mengalami hal ini, maka Kamu harus mulai menetapkan trading plan Kamu dari awal. Kalau Kamu tidak menganalisa grafiknya, darimana Kamu Dapat memprediksi harga saham akan naik sampai ke level tertentu?

Trader yang seringkali menjual saham secara spontan, Dapat menjadi penyebab kenapa saham yang dijual harganya naik lagi. Penting bagi Kamu untuk mengetahui titik2 resisten saham, dan posisi IHSG saat itu, sebagai dasar untuk menentukan target jual yang lebih akurat. 

Dari tiga hal ini, Kamu termasuk tipikal yang mana? Well, kalau Kamu baca pos ini dan Kamu resapi baik-baik, maka Kamu yang berada di tipikal poin kedua, harusnya Kamu sekarang sudah lebih tenang kalau saham yang Kamu jual naik lagi. Kamu tidak perlu menyesal atau merasa bersalah. Trading must go on. Life must go on.

Namun kalau Kamu masih masuk pada tipikal trader nomor satu atau tiga, Kamu perlu melakukan kembali evaluasi trading dan analisa Kamu.