Disadari atau tidak, pergerakan harga saham sehari-hari yang Kamu amati terdiri dari serangkaian pola yang cenderung sama alias berulang. Di pasar saham, ada dua pola yang paling sering, dan selalu terulang yang sering penulis amati. Dua pola itu adalah: Rasa optimis dan rasa takut (fear).
Di dalam kedua pola tersebut, kita Dapat membaginya lagi menjadi banyak siklus saham. Kamu Dapat baca tulisan saya sebelumnya disini: Memahami Fase Siklus Harga Saham.
Namun kita akan lebih banyak membahas dua pola utama yang sering terjadi, yaitu fase fear dan fase optimis. Kamu harus memahami bahwa ketika IHSG dan sebagian harga saham naik, tidak selamanya harga saham akan naik.
Di pasar saham, ada yang namanya profit taking alias ambil untung. Para pelaku pasar tidak mungkin terus membeli saham tanpa ambil untung. Nah, pada saat harga saham sudah naik tinggi, cepat atau lama harga saham PASTI AKAN TURUN.
Demikian sebaliknya, ketika harga saham turun, dan turun terus, maka tidak selamanya harga saham akan turun. Pasti ada masa di mana harga saham mengalami technical rebound.
Sekarang perhatikan IHSG dibawah ini, untuk lebih memahami apa yang saya maksud dengan rasa fear dan optimis.
Harga saham yang turun sangat tajam (perhatikan tanda lingkaran), menunjukkan banyak trader yang sedang berada dalam masa fear dan panic selling. Semakin panjang candle merah yang terbentuk, menunjukkan harga saham turun semakin banyak, yang berarti rasa fear pada saat itu semakin besar.
Tetapi saat harga saham sudah benar2 turun mencapai titik jenuhnya, IHSG kembali rebound. Pada masa rebound ini (dan semakin lama reboundnya), kita Dapat melihat adanya rasa optimis dari pelaku pasar. Mulai banyak trader yang membicarakan yang bagus2 tentang saham, banyak yang mulai berburu saham, membeli dalam jumlah besar.
Di satu sisi, IHSG sudah rebound berhari-hari, maka IHSG cepat atau lama akan balik turun / koreksi lagi. Sehingga, bisa Kamu perhatikan pada grafik diatas, pola yang sama terus terjadi secara BERULANG, dan mungkin tanpa Kamu sadari, setiap hari inilah yang kita hadapi di pasar saham.
Nah apa artinya pola berulang IHSG ini?
Saat IHSG turun tajam, dan terus turun, banyak sekali trader yang mulai pesimis dan cut loss. Tapi sebagai trader, Kamu harus Dapat mengambil peluang-peluang yang ada.
Kondisi di mana IHSG turun tajam dan banyak trader pesimis adalah kondisi yang bagus untuk memantau saham alias wait and see. Tidak perlu ikutan panik, tidak perlu ikutan pesimis. Siapkan cash yang besar untuk membeli saham ketika sudah rebound.
Karena seperti pola yang selalu terjadi berulang, IHSG yang turun pasti akan rebound. Di dalam kesempatan yang kecil, peluang pasti Kamu, asalkan Kamu Dapat menganalisis dan tidak terbawa oleh arus market.
Sebaliknya, ketika IHSG naik, banyak trader yang sangat optimis dan terus membeli saham dalam jumlah besar. Seringkali trader lupa kalau kenaikan IHSG sudah terlalu tinggi, sehingga terus saja membeli saham, dan tidak sedikit akhirnya saham-saham trader nyangkut di harga puncak, ketika tiba-tiba IHSG berbalik arah.
Pada kondisi IHSG sudah naik berhari-hari, Kamu juga harus menyadari bahwa tidak mungkin IHSG terus naik. Jangan terus membeli saham, terutama saham-saham yang memiliki korelasi besar dengan IHSG (contohnya adalah saham2 blue chip). Jika Kamu sudah profit, segera realisasikan profit Kamu.
Memang analisis IHSG bukanlah satu-satunya analisis yang Dapat Kamu gunakan untuk membeli saham, karena faktanya, ketika IHSG turun tetap saja ada saham yang naik, dan sebaliknya.
Namun dengan mengetahui pola berulang IHSG ini, setidaknya Kamu Dapat mengatur psikologis Kamu, mengatur TIMING untuk membeli, menjual, wait and see dan kapan Kamu harus menyiapkan cash yang besar.
Jika Kamu belum memahami isi pos ini, baca kembali dari awal, pahami pola berulang IHSG, dan terapkan dalam trading Kamu.
Di pasar saham, ada yang namanya profit taking alias ambil untung. Para pelaku pasar tidak mungkin terus membeli saham tanpa ambil untung. Nah, pada saat harga saham sudah naik tinggi, cepat atau lama harga saham PASTI AKAN TURUN.
Demikian sebaliknya, ketika harga saham turun, dan turun terus, maka tidak selamanya harga saham akan turun. Pasti ada masa di mana harga saham mengalami technical rebound.
Sekarang perhatikan IHSG dibawah ini, untuk lebih memahami apa yang saya maksud dengan rasa fear dan optimis.
Harga saham yang turun sangat tajam (perhatikan tanda lingkaran), menunjukkan banyak trader yang sedang berada dalam masa fear dan panic selling. Semakin panjang candle merah yang terbentuk, menunjukkan harga saham turun semakin banyak, yang berarti rasa fear pada saat itu semakin besar.
Tetapi saat harga saham sudah benar2 turun mencapai titik jenuhnya, IHSG kembali rebound. Pada masa rebound ini (dan semakin lama reboundnya), kita Dapat melihat adanya rasa optimis dari pelaku pasar. Mulai banyak trader yang membicarakan yang bagus2 tentang saham, banyak yang mulai berburu saham, membeli dalam jumlah besar.
Di satu sisi, IHSG sudah rebound berhari-hari, maka IHSG cepat atau lama akan balik turun / koreksi lagi. Sehingga, bisa Kamu perhatikan pada grafik diatas, pola yang sama terus terjadi secara BERULANG, dan mungkin tanpa Kamu sadari, setiap hari inilah yang kita hadapi di pasar saham.
Nah apa artinya pola berulang IHSG ini?
Saat IHSG turun tajam, dan terus turun, banyak sekali trader yang mulai pesimis dan cut loss. Tapi sebagai trader, Kamu harus Dapat mengambil peluang-peluang yang ada.
Kondisi di mana IHSG turun tajam dan banyak trader pesimis adalah kondisi yang bagus untuk memantau saham alias wait and see. Tidak perlu ikutan panik, tidak perlu ikutan pesimis. Siapkan cash yang besar untuk membeli saham ketika sudah rebound.
Karena seperti pola yang selalu terjadi berulang, IHSG yang turun pasti akan rebound. Di dalam kesempatan yang kecil, peluang pasti Kamu, asalkan Kamu Dapat menganalisis dan tidak terbawa oleh arus market.
Sebaliknya, ketika IHSG naik, banyak trader yang sangat optimis dan terus membeli saham dalam jumlah besar. Seringkali trader lupa kalau kenaikan IHSG sudah terlalu tinggi, sehingga terus saja membeli saham, dan tidak sedikit akhirnya saham-saham trader nyangkut di harga puncak, ketika tiba-tiba IHSG berbalik arah.
Pada kondisi IHSG sudah naik berhari-hari, Kamu juga harus menyadari bahwa tidak mungkin IHSG terus naik. Jangan terus membeli saham, terutama saham-saham yang memiliki korelasi besar dengan IHSG (contohnya adalah saham2 blue chip). Jika Kamu sudah profit, segera realisasikan profit Kamu.
Memang analisis IHSG bukanlah satu-satunya analisis yang Dapat Kamu gunakan untuk membeli saham, karena faktanya, ketika IHSG turun tetap saja ada saham yang naik, dan sebaliknya.
Namun dengan mengetahui pola berulang IHSG ini, setidaknya Kamu Dapat mengatur psikologis Kamu, mengatur TIMING untuk membeli, menjual, wait and see dan kapan Kamu harus menyiapkan cash yang besar.
Jika Kamu belum memahami isi pos ini, baca kembali dari awal, pahami pola berulang IHSG, dan terapkan dalam trading Kamu.