Beberapa waktu lalu, saya pernah menulis tentang keputusan untuk resign dari kantor dan menjadi seorang full time trader (FTT). Kamu Dapat baca-baca lagi tulisan saya disini: Resign dari Kantor, Jadi Full Time Trader.
Intinya, jika Kamu ingin menjadi seorang FTT, Kamu harus memiliki pertimbangan2 yang matang. Jika Kamu belum tahu seluk beluk menjadi FTT, Kamu tidak disarankan untuk meninggalkan pekerjaan utama Kamu. Kamu harus mencoba menjalani trading, barulah Kamu Dapat menyimpulkan, apakah Kamu cocok menjadi seorang FTT atau lebih baik menjadi part time trader saja.
Dari tulisan saya tentang FTT tersebut, kemudian ada salah seorang rekan trader yang bertanya pada saya:
"Pak Heze, kalau seumpama saya tidak menjadi FTT dan tetap menjadi part time trader, apakah persiapan yang saya lakukan sebagai part time trader harus sama dengan persiapan FTT?"
FTT dengan part time trader memang memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan pertama, pada peralatan / perangkat. FTT membutuhkan peralatan yang lebih komplit daripada part time trader.
Setidaknya, FTT membutuhkan minimal PC untuk memantau saham sehari-hari, karena FTT trading untuk makan dan memenuhi kebutuhan hidup, maka tidak saya sarankan untuk menggunakan perangkat ala kadarnya. Namun jika Kamu "hanya" sekedar part time trader, Kamu trading menggunakan laptop atau smartphone tidak masalah.
Kedua, modal. FTT membutuhkan modal yang cukup besar, dibandingkan part time. Saya harus akui, kalau Kamu menjadi FTT hanya dengan modal Rp10 juta, Rp20 juta, maka itu masih sangat jauh dari cukup.
Sebaliknya jika Kamu part time trader, Kamu trading dengan modal Rp1 juta pun tidak masalah. Itu artinya, persiapan modal Kamu untuk menjadi FTT harus lebih kuat daripada part time trader.
Namun baik part time maupun FTT, Kamu butuh SKILL trading yang Dapat membuat Kamu mencetak profit.
Tanpa adanya skill trading yang baik, Kamu tidak akan Dapat mencetak profit di pasar saham. Oleh karena itu, walaupun mungkin waktu yang dibutuhkan untuk analisa saham seorang FTT lebih banyak daripada part time trader, Kamu tetap harus meluangkan waktu untuk melakukan analisa teknikal.
Mengasah skill trading, artinya Kamu harus Dapat mempraktikkan strategi yang tepat untuk membeli saham, dan menjual saham, memilih saham yang bagus untuk trading, termasuk memahami praktik psikologis trading yang baik.
Anda Dapat mendapatkan praktik lengkap tentang strategi2 untuk mendapatkan profit di pasar saham, Kamu Dapat mendapatkan materinya yang saya update berkala disini: Buku Saham.
Jadi kesimpulannya, dari segi persiapan teknis, baik persiapan perangkat, waktu yang Kamu butuhkan untuk analisa, modal, dan lain2 FTT memang harus memiliki kesiapan yang lebih banyak dibandingkan part time trader.
Namun, semua trader harus Dapat melakukan analisa mandiri, dan menemukan sendiri gaya trading yang cocok untuk Kamu, tanpa memandang Kamu seorang full atau part time trader. Karena tujuan trading semuanya adalah sama: mendapatkan profit. Jadi, misi Kamu dalam trading adalah mencetak profit dan memanajemen modal Kamu dengan baik, jangan sampai modal trading yang sudah Kamu kumpulkan dari jerih payah Kamu hilang begitu saja.