Bisnis SIRCLO. SIRCLO mempunyai 2 layanan, ialah layanan SIRCLO Store buat pembuatan toko online serta layanan SIRCLO Commerce buat menolong brand besar di industri FMCG menjual produknya secara online di bermacam marketplace.
Dari 2 layanan tersebut, SIRCLO mengklaim grupnya sanggup memfasilitasi transaksi senilai lebih dari US$7 juta( dekat Rp100 miliyar) pada semester awal 2018.
Pada semester awal 2018, omzet layanan SIRCLO Commerce menggapai US$200 ribu( dekat Rp2, 8 miliyar).
Dalam setahun ke depan, SIRCLO hendak fokus pada 2 opsi ialah membesarkan kapasitas gudang yang dikala ini terletak di daerah Tangerang Selatan, ataupun membuka gudang baru di daerah lain.
Semenjak tahun 2013, SIRCLO menawarkan layanan pembuatan toko online untuk para calon kliennya. Setahun setelah itu, SIRCLO sukses mempunyai 1. 000 pengguna Starter alias tidak berbayar serta 100 pengguna berbayar buat layanan tersebut.
Bisnis SIRCLO terus menjadi tumbuh pada tahun 2016, dikala mereka memperkenalkan layanan bernama Connexi. Lewat layanan tersebut, SIRCLO menolong klien mereka yang rata- rata ialah brand besar di bidang fast moving consumer goods( FMCG) buat menjual barangnya secara online di bermacam marketplace.
Masih di tahun yang sama, jumlah pengguna SIRCLO terus menjadi bertambah ialah 10. 000 pengguna Starter serta 500 pengguna berbayar. Buat menunjang operasional mereka dalam layanan Connexi, SIRCLO mulai membuka gudang selaku tempat menaruh stok benda dari klien mereka.
Di tahun 2018 ini, SIRCLO setelah itu mengganti nama 2 layanan utamanya. Buat pembuatan toko online, layanan tersebut dinamakan SIRCLO Store. Sebaliknya layanan Connexi diganti namanya jadi SIRCLO Commerce.
Dari 2 layanan tersebut, SIRCLO sanggup memfasilitasi transaksi senilai lebih dari US$7 juta( dekat Rp100 miliyar) pada semester awal 2018. Angka tersebut berasal dari nyaris seribu pengguna berbayar SIRCLO Store yang rata- rata mencatat transaksi sebesar Rp550 juta per hari. Sebaliknya dari layanan SIRCLO Commerce, sampai saat ini mereka sanggup menggaet 2 puluh industri yang mewakili 8 puluh brand besar.
Meraup untung dari sistem berlangganan
Walaupun mempunyai 2 layanan berbeda, SIRCLO mempraktikkan metode yang sama dalam melaksanakan monetisasi pada 2 layanan tersebut. Bagi CEO& Founder SIRCLO Brian Marshal, grupnya mempraktikkan sistem berlangganan baik pada layanan SIRCLO Store ataupun SIRCLO Commerce.
Di SIRCLO Store, pengguna dapat merancang toko online secara mandiri dengan memilah template yang sudah disediakan. Tetapi SIRCLO pula membuka layanan bila terdapat klien yang mau merancang toko online secara custom.
Sehabis toko online tersebut beroperasi, hingga klien hendak dikenakan bayaran berlangganan yang nominalnya bermacam- macam, bergantung fitur yang diperlukan klien.
Sama semacam SIRCLO Store, layanan SIRCLO Commerce pula mempraktikkan bayaran berlangganan. Pada layanan ini, industri yang mewakili bermacam brand hendak dibantu memasarkan produknya secara online di bermacam marketplace semacam Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, ataupun Blibli.
Dengan menggunakan teknologi, SIRCLO sanggup mengintegrasikan pesanan yang masuk di bermacam marketplace tersebut dengan sistem mereka. Tercantum dalam perihal sinkronisasi jumlah stok benda.“ Bila terdapat pesanan masuk, hingga regu SIRCLO yang terletak di gudang hendak mengemasnya serta mengirimkannya ke partner logistik cocok opsi pembeli,” kata Brian.
Untuk industri yang mau berlangganan layanan SIRCLO Commerce, SIRCLO menetapkan jumlah minimum benda yang wajib ditempatkan di gudang mereka. Menimpa jumlah nyatanya, Brian tidak mengatakan sebab tiap produk mempunyai jumlah minimum yang berbeda.
Tetapi nyatanya stok yang ditempatkan di gudang SIRCLO umumnya memadai buat penuhi pemesanan sepanjang sebulan.“ Buat SIRCLO Commerce, kami pula mengambil margin dari masing- masing transaksi,” ucapnya.
Fokus kembangkan SIRCLO Commerce
“ Dalam satu tahun terakhir, SIRCLO Commerce telah menolong brand mengirimkan produknya dari Sabang hingga Merauke. Tujuan layanan ini merupakan menyederhanakan pengelolaan penjualan dalam satu pemecahan. One stop buat seluruh channel,” jelas Brian.
Pada semester awal 2018, Brian mengklaim kalau omzet klien SIRCLO Commerce sanggup menggapai US$200 ribu( dekat Rp2, 8 miliyar). Sebab itu, dalam setahun ke depan, grupnya hendak fokus memantau 2 opsi terpaut fasilitas pendukung layanan ini yaksi membesarkan kapasitas gudang yang dikala ini terletak di daerah Tangerang Selatan, ataupun membuka gudang baru di daerah lain.
“ Fokus kami masih di 2 layanan ini. Tetapi tidak menutup mungkin memperkenalkan layanan lain. Sifatnya lebih semacam ini, klien perlu teknologi apa yang dapat kami bantu. Namun tahun ini belum terdapat perihal baru,” tuturnya.
Ada pula sampai saat ini SIRCLO masih teratur memperoleh pendanaan dari investor mereka tiap tahunnya dengan status pendanaan Seri B. Dari sebagian investor, East Ventures masih jadi investor utama mereka. Pendanaan yang mereka miliki pada tahun 2017 digunakan buat membesarkan kapasitas gudang yang mereka pakai dikala ini.
Selain SIRCLO, terdapat sebagian platform lain yang pula sediakan layanan pembuatan toko online. Di Indonesia, terdapat platform bernama Jejualan.
Sebaliknya di luar negara, terdapat sebagian platform yang sediakan layanan seragam semacam Squarespace ataupun Strikingly.