Perbedaan Psikologis Trading Saham dan Forex

Saya sering mendapat pertanyaan tentang saham dan forex. Terutama banyak juga rekan2 trader yang meminta saran apakah sebaiknya trading di saham atau forex? Mana yang psikologisnya lebih tenang, di saham atau forex? 

Dan masih banyak pertanyaan lainnya. Di pos2 sebelumnya, Kamu Dapat baca disini: Perbandingan Risiko Saham dan Forex, saya sudah membahas tentang perbedaan saham dan forex. Maka di pos ini sekarang, saya akan lebih banyak membahas tentang perbandingan psikologis saham dengan forex, karena ini juga cukup penting. 

PSIKOLOGIS SAHAM  VS FOREX

Pergerakan harga saham lebih variatif dibandingkan forex. Ada saham2 yang naik-turunnya lebih stabil. Ada saham2 yang bahkan nyaris nggak gerak (di support itu-itu aja). Ada saham2 yang naik-turunnya Dapat sampai diatas 10% dan terjadi dalam hitungan menit (yang saya maksud saham gorengan). 

Sedangkan hampir semua mata uang di forex, pergerakannya sangat likuid, sangat cepat dan volatilitas tinggi. Walaupun ada pasangan mata uang tertentu yang pergerakannya lebih cepat, tetapi secara umum volatilitas di pasar forex sangat tinggi. 

Maka untuk Kamu yang TIDAK MENYUKAI RISIKO TINGGI, saham Dapat memberikan psikologis yang lebih tentang ketimbang forex, DENGAN CATATAN, Kamu juga harus memilih saham2 yang layak untuk trading. 

Jangan pilih saham2 yang volatil itu tadi (saham gorengan), atau saham2 yang trennya tidak jelas secara teknikal.  

Cara-cara memilih saham yang bagus secara analisa teknikal, Kamu Dapat dapatkan praktik dan strategi2nya disini: Buku Saham.

Nggak masalah Kamu mau trading harian / intraday, atau time frame trading Kamu lebih panjang, selama Kamu memilih saham2 yang likuid, dan pergerakannya bagus, maka psikologis Kamu Dapat lebih baik.  
Baca juga: Strategi Memilih Saham Harian. 

Itu artinya, untuk Kamu trader yang mau mencari pergerakan harga yang fluktuatifnya lebih bagus, maka saya menyarankan Kamu untuk memilih saham. 

Bagaimana dengan forex? Seperti yang saya tuliskan, forex punya volatilitas harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan saham. Pasar forex yang jauh lebih likuid dibandingkan saham, Dapat membuat mata uang naik-turun jauh lebih cepat dibandingkan harga saham. 

Jadi di forex, Kamu benar2 harus punya kesiapan psikologis yang matang.  Jangan sampai Kamu mau untung cepat di forex, Kamu menjadi serakah. 

Dari pengalaman saya pribadi, psikologis ketika trading forex harus lebih kuat dibandingkan saham, harus disiplin cut loss jauh lebih ketat. Demikian juga dengan memasang target take profit. Meskipun di saham, Kamu juga harus punya psikologis yang baik. 

Tetapi karena pasar forex itu sangatlah fluktuatif, maka level disiplin Kamu pun harus sangat tinggi. Di pasar forex tidak ada namanya auto reject seperti saham. Harga forex Dapat turun sebebas-bebasnya. 

Di pasar forex, tidak ada namanya dividen. Jadi kalau Kamu nyangkut di forex, Kamu tidak akan dapat apa2. Tapi kalau saham yang Kamu beli turun, dan sahamnya bagus, Kamu masih punya kesempatan dapat dividen, plus harga saham lebih mudah balik dalam jangka tertentu (asalkan Kamu membeli dengan momentum yang tepat). 

Saya pribadi pernah menjadi pemain forex tapi tidak lama. Alasannya? Karena saya tidak Dapat fokus di dua 'tempat'. Saya lebih fokus untuk memilih saham, supaya saya Dapat profit lebih konsisten. 

Apalagi menurut saya pribadi, saham lebih baik dibandingkan forex (terutama buat investasi), karena di saham kita nggak cuman bicara mata uang, tapi kita Dapat beli perusahaan yang bagus-bagus, dapat dividen dan sebagainya. 

Karena saya saat ini adalah murni pebisnis saham (trading dan juga investasi), saya sering dapat saran untuk main forex saja, karena lebih cepat geraknya, sehingga Dapat untung lebih singkat.. 

Namun saya menyarankan pada Kamu, jika Kamu nantinya dianjurkan untuk trading forex saja karena "forex untungnya cepat", "forex Dapat cepat kaya", jangan mudah terpengaruh dengan ajakan2 seperti itu. 

Dari pengalaman saya pribadi, saya akui bahwa mengatur psikologis forex Dapat lebih menantang dibandingkan saham, terutama dalam hal disiplin memasang target take profit dan cut loss. 

Anda mau mencoba saham atau forex dulu, itu tergantung tujuan Kamu. Kamu maunya trading mata uang or Kamu memang pingin beli saham perusahaan yang bagus-bagus? 

Anda juga harus melihat profil risiko Kamu. Kamu yang tidak suka risiko terlalu tinggi, cobalah trading saham dulu. Kalau Kamu benar2 penasaran dengan forex, dan Kamu sudah siap, maka cobalah forex. 

Kalau tujuan Kamu mau investasi jangka panjang pilihlah sahan. Kalau profil risiko Kamu siap dengan fluktuatif, dan Kamu siap dengan scalping, pilihlah forex. 

Dibalik semua itu, baik saham maupun forex, semua membutuhkan kesiapan yang matang baik dari segi  psikologis, analisa, manajemen modal yang baik, mindset yang tepat kalau Kamu mau untung. Tentunya, bukan berharap dapat untung sekejap mata.