Investor Saham: Kapan Sebaiknya Menjual Saham?

Di pos ini: Strategi Jual Saham di Harga Bagus, saya menulis tentang cara menjual saham di harga dan time frame yang bagus. Dari tulisan tersebut, kemudian ada seorang trader yang bertanya ke saya: Pak Heze kalau dasarnya analisa fundamentalnya bagaimana ya? Kapan sebaiknya menjual saham? Apakah jual di harga target tertentu? 

Well, pos tersebut memang lebih banyak saya bahas tentang strategi menjual saham untuk trader. Lalu, bagaimana untuk investor? 

Kalau Kamu seorang investor saham, kapan sebaiknya Kamu menjual saham? Apakah harus jual saham Kamu minimal 1 tahun? Apa harus hold saham terus dalam jangka waktu yang sangat puanjaanngg seperti Warren Buffet? 

Kapan (time frame) dan di harga berapa sebaiknya Kamu menjual saham Kamu, jika Kamu adalah seorang investor jangka panjang? Untuk investor saham, ada dua hal utama yang harus Kamu perhatikan kalau Kamu mau menjual saham, yaitu:   

1. Valuasi saham 

Investor saham hendaknya menjual saham ketika valuasi sahamnya sudah mahal / tinggi. Valuasi saham Dapat Kamu ukur menggunakan analisa PER dan PBV. Kalau Kamu belum tahu cara bacanya, Kamu Dapat baca pos saya disini: Analisis Fundamental: Price Earning Ratio dan Analisis Fundamental: Price Book Value. 

PER dikatakan tinggi kalau PER tersebut berada diatas rata-rata industri. Itu artinya valuasi saham sudah mahal. Jadi dalam hal ini, walapun Kamu investor saham yang sifatnya lebih pasif dari trader, sesekali Kamu memang harus cek dan menganalisa valuasi saham Kamu. 

Jadi kalau saham Kamu sudah naik sangat tinggi selama berbulan-bulan dari hari beli Kamu, dan Kamu melihat valuasi saham Kamu sudah mahal, Kamu Dapat mempertimbangkan untuk jual saham Kamu. 

Terkait apakah harus jual sebagian atau seluruhnya itu terserah Kamu. Tapi kalau Kamu merasa valuasi sudah mahal, ada baiknya Kamu realisasi semua profit Kamu, dan pilih saham2 lain yang valuasi masih murah dan fundamentalnya bagus. 

Catatan dari saya, walaupun valuasi saham mahal, memang bukan jaminan bahwa saham tersebut nggak akan naik lagi. Terkadang kita menemukan saham2 yang valuasinya mahal tapi harga masih Dapat naik. Biasanya kita temukan ini di saham2 blue chip sekelas UNVR, BBRI.. 

Karena saham2 tersebut peminatnya banyak, jadi saham2 blue chip ini terkadang harganya Dapat naik terus walaupun valuasinya sudah mahal. Tapi suka nggak suka, saham2 yang valuasinya sudah tinggi banget, cepat atau lama bakalan koreksi. 

Nah analisa (mahal murahnya) valuasi saham ini biasanya sangat efektif diterapkan pada saham2 growth company yang valuasinya masih sangat murah. Saham2 yang kinerjanya lagi booming ini umumnya saham akan naik cepat dalam beberapa bulan sampai setahunan, namun saat valuasinya sudah mahal, saham2 ini bakalan stagnan, bahkan akan turun dengan cepat.  

Saya juga sudah pernah menginvestasikan beberapa saham seperti KBLI, PPRO dan lain2. Kamu Dapat baca2 tulisan saya disini: Saham Prospek Jangka Panjang: Ulasan Sektor Kabel. Saya jual saham2 tersebut karena valuasinya sudah mahal. 

Walaupun setelah saya jual, sahamnya masih naik, tapi nggak lama kemudian saat valuasi saham sudah tinggi, sahamnya nggak Dapat naik setinggi saat valuasinya masih murah. 

2. Fundamental perusahaan 

Sebagai investor, Kamu Dapat menjual saham kalau fundamental perusahaannya sudah nggak sebagus dulu lagi. Misalnya, kinerja perusahaan sudah stagnan (pertumbuhan tidak sebagus dulu). Atau perusahaan tiba2 mengalami kondisi force majeur seperti kebakaran, bencana alam yang menyebabkan kondisi fundamental berubah.

JANGKA WAKTU JUAL SAHAM UNTUK INVESTOR 

Pertanyaan selanjutnya yang nggak kalah penting adalah: Jadi harus berapa lama jangka waktu ideal investor untuk jual saham? Investor (jangka panjang) umumnya akan menginvestasikan duitnya di saham dengan jangka waktu minimal 1 tahun. 

Tetapi dalam praktikknya, dunia saham nggak se-hitam putih itu. Seringkali terjadi ketika kita beli saham untuk investasi (dan rencananya di-hold untuk setahun lebih), ternyata harga saham sudah naik tinggi sebelum 1 tahun, katakanlah saham udah naik tinggi selama 8 bulan, dan valuasinya sudah mahal.

Maka, kalau Kamu mempertimbangkan bahwa saham tersebut udah bakalan mau turun / stagnan, nggak ada salahnya juga Kamu jual saham Kamu sebelum satu tahun. 

Demikian juga kalau setelah Kamu investasi, saham Kamu sudah naik selama 3 bulan, dan ternyata kondis fundamental perusahaan sudah menurun kinerjanya, maka boleh-boleh saja Kamu jual sahamnya. 

Namun sebaliknya, jika saham2 yang Kamu miliki tersebut fundamental masih bagus, valuasi masih murah selama lebih dari setahun, Kamu Dapat hold lebih lama. 

Buat analisis fundamental ini, Kamu nggak perlu terlalu menetapkan target mau jual saham di harga berapa. Hal ini mungkin berbeda dengan trader saham, di mana kalau Kamu trader, saya selalu menyarankan untuk menetapkan target jual setelah Kamu beli sahamya. 

Intinya, sebagai investor Kamu menjual saham kalau terjadi dua kondisi yang saya sebutkan tadi. Atau Kamu Dapat menjual saham kalau Kamu merasa profit Kamu sudah cukup besar, dan Kamu menemukan "mutiara terpendam" lain yang sudah Kamu incar.