Pada saat berselancar di dunia internet, saya sering googling "daftar investasi bodong terbaru". Saya ingin melihat update investasi2 bodong apa yang sudah diciduk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ternyata banyak dari investasi yang dinyatakan ilegal adalah investasi2 yang sudah 'punya nama besar'.
Tapi yang saya pribadi nggak habis pikir, setiap bulan, setiap pergantian tahun pasti ada saja investasi ilegal terbaru dan jumlahnya tidak sedikit. Yang lebih mengherankan lagi, banyak masyarakat kita yang selalu tertipu dengan iming-iming investasi bodong tersebut.
Kenapa setiap saat selalu ada masyarakat yang tertipu dengan investasi abal-abal? Jujur saja, saya pribadi sangat miris ketika mendengar ada teman atau cerita-cerita lain yang mengatakan "Si A tertipu puluhan juta di investasi X."
Padahal setiap bulan selalu saja ada investasi bodong yang dirilis. Setiap tahun sudah banyak tertipu. Kita semua juga sudah diberikan edukasi2 tentang pengetahuan investasi. Bukankah kita semua harusnya belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut?
Tidak ada investasi yang Dapat memberikan return sangat cepat dalam semalam tanpa risiko. Semakin tinggi return yang ditawarkan, maka pasti ada risiko. Disinilah harusnya kita belajar, bahwa investasi yang menawarkan iming-iming untung besar yang tidak masuk akal (apalagi tidak ada izin dari OJK), harus dihindari.
Kenapa setiap saat selalu ada masyarakat yang tertipu dengan investasi abal-abal? Jujur saja, saya pribadi sangat miris ketika mendengar ada teman atau cerita-cerita lain yang mengatakan "Si A tertipu puluhan juta di investasi X."
Padahal setiap bulan selalu saja ada investasi bodong yang dirilis. Setiap tahun sudah banyak tertipu. Kita semua juga sudah diberikan edukasi2 tentang pengetahuan investasi. Bukankah kita semua harusnya belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut?
Tidak ada investasi yang Dapat memberikan return sangat cepat dalam semalam tanpa risiko. Semakin tinggi return yang ditawarkan, maka pasti ada risiko. Disinilah harusnya kita belajar, bahwa investasi yang menawarkan iming-iming untung besar yang tidak masuk akal (apalagi tidak ada izin dari OJK), harus dihindari.
"Terus apa hubungannya investasi bodong sama investasi saham? Kan produknya berbeda?" Tanya Kamu
Investasi bodong dengan sistem MLM ataupun skema ponzi memang tidak sama dengan investasi / trading saham. Tapi secara tidak langsung, keduanya memiliki "korelasi". Korelasinya adalah: Banyak investor pemula yang punya pola pikir yang sama, yaitu: Sama-sama ingin dapat untung cepat dari hasil investasinya tanpa mempertimbangkan unsur risiko.
Kita semua ingat bahwa kasus Jiwasraya, yang juga pernah saya tulis disini: Saham Gorengan: Belajar dari Kasus Jiwasraya, sudah memakan korban trader saham ritel cukup banyak. Kerugian akibat membeli saham-saham gorengan tersebut bukan hanya dirasakan oleh Jiwasraya itu sendiri, tapi juga dirasakan oleh trader2 ritel yang ikut membeli saham2 tersebut karena belum memiliki pengetahuan yang benar di saham.
Setelah kasus Jiwasraya ini (dan beberapa kasus2 saham gorengan sebelumnya seperti saham POSA), beberapa waktu kedepan pasar saham jadi lebih sepi daripada biasanya. Tidak terlalu banyak transaksi. Trader dan investor saham menjadi was-was masuk ke pasar saham, karena di pasar saham banyak bandarnya, banyak 'jebakan batman'.
Di pasar saham juga banyak perusahaan yang Dapat go public, padahal laporan keuangannya rugi. Setelah listing di Bursa, apa yang terjadi? Harga sahamnya nggak karuan, naik turun secara drastis dengan volume yang sangat tipis. Baca juga: Saham IPO = Saham Gorengan.
Setelah mulai banyak korban di saham2 Jiwasraya, saham POSA dan saham2 yang kena kasus lainnya, pasar saham mulai sepi dan banyak trader yang mulai ragu masuk pasar saham.
Tapi bukan berarti dalam jangka menengah trader-trader saham pemula bakalan mengerti kalau di pasar saham itu ada banyak jebakan, dan tidak semua saham bagus untuk dibeli.
Mengapa? Karena seperti yang saya jelaskan di beberapa paragraf sebelumnya tadi: Pola pikir kebanyakan masyarakat masih sama: Ingin untung cepat, mengabaikan risiko dan malas mempelajari analisa saham.
Nah, sekarang Kamu jawab pertanyaan ini: Saham apa yang Dapat naik sangat cepat? Tentu saja saham-saham gorengan kan?
Masalahnya, saham-saham gorengan inilah yang banyak dijadikan alat oleh para bandar untuk menciptakan 'transaksi semu' yang menjebak trader2 ritel.
Jadi kalau mindset trader tidak diubah (ingin untung cepat terus), ya sampai kapanpun saya yakin pasti akan ada banyak trader ritel yang terjebak dan masuk di dalam perangkap yang sama.
Lalu, apa dong solusinya?
Langkah Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengurangi peran bandar di pasar saham (Salah satunya Pak Bentjok yang sudah diinvestigasi karena kasus Jiwasraya), adalah langkah yang bagus untuk menciptakan pasar modal yang lebih sehat, supaya pergerakan harga Dapat lebih sehat dan mencerminkan transaksi sesungguhnya.
Walaupun tidak sedikit juga yang protes: "Kalau bandar ditangkap, maka pasar saham akan jadi sepi dan justru merugikan kita".
Tapi mau nggak mau, kita juga harus mendukung langkah BEI maupun OJK tersebut agar pergerakan pasar modal lebih sehat.
Saya pribadi juga setuju kalau saham-saham yang mau go public harus lebih diseleksi kriterianya... Meskipun nantinya mungkin jumlah perusahaan yang mau go public tidak akan sebanyak tahun sebelumnya, tapi setidaknya perusahaan yang IPO adalah perusahaan yang murni sehat secara fundamental.
Daripada ada banyak saham go public, tapi ujung2nya jadi saham gocap dan menjadi alat bandar saja.
Itu langkah lembaga yang berwenang. Lalu apa yang Dapat kita lakukan? Sebagai trader dan investor saham, kita juga harus belajar dari kesalahan2 sebelumnya.
Jangan mudah tergiur dengan profit. Jangan mudah tergiur beli saham yang mudah naik cepat hanya karena Kamu ingin Dapat pamer profit seperti trader2 lain.
Tidak ada salahnya Kamu ingin trading cepat. Tapi semua itu harus didasarkan pada analisa dan pengetahuan trading, bukan asal membeli saham.
Dari banyaknya kasus-kasus penipuan investasi bodong, kita juga Dapat korelasikan dengan pasar saham. Bahwa tidak ada yang namanya untung secara instan. Untuk Dapat meraih keuntungan dalam investasi, Kamu harus memiliki PENGETAHUAN tentang investasi yang akan Kamu jalankan.
Kalau Kamu belum punya pengetahuan tentang saham, jangan pernah membeli saham. Pelajari dulu ilmunya supaya Kamu nggak terjerumus.
Di pos ini saya ingin memaparkan fakta-fakta yang ada di pasar saham, sehingga kita semua Dapat belajar dan melihat pasar saham dari berbagai sisi, bukan hanya melihat profitnya saja.
Marilah kita semua menciptakan investasi dan trading saham yang sehat. Marilah kita belajar dari kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi, supaya pasar saham kita Dapat unggul, dan menciptakan value yang nyata bukan sekedar transaksi semu.
Tujuannya, tentu saja Kamu dan saya yang berkecimpung di pasar saham Dapat mendapatkan profit yang maksimal, plus menciptakan rasa aman dalam membeli saham.
Silahkan share pos ini kepada siapapun yang membutuhkan, pada teman, keluarga tau rekan-rekan Kamu yang ingin belajar saham. Dengan sharing pengetahuan, sekecil apapun langkah kita, kita sudah berperan untuk menciptakan pasar saham yang sehat.
Investasi bodong dengan sistem MLM ataupun skema ponzi memang tidak sama dengan investasi / trading saham. Tapi secara tidak langsung, keduanya memiliki "korelasi". Korelasinya adalah: Banyak investor pemula yang punya pola pikir yang sama, yaitu: Sama-sama ingin dapat untung cepat dari hasil investasinya tanpa mempertimbangkan unsur risiko.
Kita semua ingat bahwa kasus Jiwasraya, yang juga pernah saya tulis disini: Saham Gorengan: Belajar dari Kasus Jiwasraya, sudah memakan korban trader saham ritel cukup banyak. Kerugian akibat membeli saham-saham gorengan tersebut bukan hanya dirasakan oleh Jiwasraya itu sendiri, tapi juga dirasakan oleh trader2 ritel yang ikut membeli saham2 tersebut karena belum memiliki pengetahuan yang benar di saham.
Setelah kasus Jiwasraya ini (dan beberapa kasus2 saham gorengan sebelumnya seperti saham POSA), beberapa waktu kedepan pasar saham jadi lebih sepi daripada biasanya. Tidak terlalu banyak transaksi. Trader dan investor saham menjadi was-was masuk ke pasar saham, karena di pasar saham banyak bandarnya, banyak 'jebakan batman'.
Di pasar saham juga banyak perusahaan yang Dapat go public, padahal laporan keuangannya rugi. Setelah listing di Bursa, apa yang terjadi? Harga sahamnya nggak karuan, naik turun secara drastis dengan volume yang sangat tipis. Baca juga: Saham IPO = Saham Gorengan.
Setelah mulai banyak korban di saham2 Jiwasraya, saham POSA dan saham2 yang kena kasus lainnya, pasar saham mulai sepi dan banyak trader yang mulai ragu masuk pasar saham.
Tapi bukan berarti dalam jangka menengah trader-trader saham pemula bakalan mengerti kalau di pasar saham itu ada banyak jebakan, dan tidak semua saham bagus untuk dibeli.
Mengapa? Karena seperti yang saya jelaskan di beberapa paragraf sebelumnya tadi: Pola pikir kebanyakan masyarakat masih sama: Ingin untung cepat, mengabaikan risiko dan malas mempelajari analisa saham.
Nah, sekarang Kamu jawab pertanyaan ini: Saham apa yang Dapat naik sangat cepat? Tentu saja saham-saham gorengan kan?
Masalahnya, saham-saham gorengan inilah yang banyak dijadikan alat oleh para bandar untuk menciptakan 'transaksi semu' yang menjebak trader2 ritel.
Jadi kalau mindset trader tidak diubah (ingin untung cepat terus), ya sampai kapanpun saya yakin pasti akan ada banyak trader ritel yang terjebak dan masuk di dalam perangkap yang sama.
Lalu, apa dong solusinya?
Langkah Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengurangi peran bandar di pasar saham (Salah satunya Pak Bentjok yang sudah diinvestigasi karena kasus Jiwasraya), adalah langkah yang bagus untuk menciptakan pasar modal yang lebih sehat, supaya pergerakan harga Dapat lebih sehat dan mencerminkan transaksi sesungguhnya.
Walaupun tidak sedikit juga yang protes: "Kalau bandar ditangkap, maka pasar saham akan jadi sepi dan justru merugikan kita".
Tapi mau nggak mau, kita juga harus mendukung langkah BEI maupun OJK tersebut agar pergerakan pasar modal lebih sehat.
Saya pribadi juga setuju kalau saham-saham yang mau go public harus lebih diseleksi kriterianya... Meskipun nantinya mungkin jumlah perusahaan yang mau go public tidak akan sebanyak tahun sebelumnya, tapi setidaknya perusahaan yang IPO adalah perusahaan yang murni sehat secara fundamental.
Daripada ada banyak saham go public, tapi ujung2nya jadi saham gocap dan menjadi alat bandar saja.
Itu langkah lembaga yang berwenang. Lalu apa yang Dapat kita lakukan? Sebagai trader dan investor saham, kita juga harus belajar dari kesalahan2 sebelumnya.
Jangan mudah tergiur dengan profit. Jangan mudah tergiur beli saham yang mudah naik cepat hanya karena Kamu ingin Dapat pamer profit seperti trader2 lain.
Tidak ada salahnya Kamu ingin trading cepat. Tapi semua itu harus didasarkan pada analisa dan pengetahuan trading, bukan asal membeli saham.
Dari banyaknya kasus-kasus penipuan investasi bodong, kita juga Dapat korelasikan dengan pasar saham. Bahwa tidak ada yang namanya untung secara instan. Untuk Dapat meraih keuntungan dalam investasi, Kamu harus memiliki PENGETAHUAN tentang investasi yang akan Kamu jalankan.
Kalau Kamu belum punya pengetahuan tentang saham, jangan pernah membeli saham. Pelajari dulu ilmunya supaya Kamu nggak terjerumus.
Di pos ini saya ingin memaparkan fakta-fakta yang ada di pasar saham, sehingga kita semua Dapat belajar dan melihat pasar saham dari berbagai sisi, bukan hanya melihat profitnya saja.
Marilah kita semua menciptakan investasi dan trading saham yang sehat. Marilah kita belajar dari kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi, supaya pasar saham kita Dapat unggul, dan menciptakan value yang nyata bukan sekedar transaksi semu.
Tujuannya, tentu saja Kamu dan saya yang berkecimpung di pasar saham Dapat mendapatkan profit yang maksimal, plus menciptakan rasa aman dalam membeli saham.
Silahkan share pos ini kepada siapapun yang membutuhkan, pada teman, keluarga tau rekan-rekan Kamu yang ingin belajar saham. Dengan sharing pengetahuan, sekecil apapun langkah kita, kita sudah berperan untuk menciptakan pasar saham yang sehat.