Saham-saham yang Dapat Kamu pilih untuk investasi sangatlah banyak. Dan setiap saham juga memiliki tipikal sendiri, sesuai dengan karakter sektor usaha dan risikonya (saham high rik dan saham low risk).
Saham apa yang akan Kamu pilih untuk diinvestasikan? Saham apa yang mau Kamu beli? Pelajari juga full praktik analisis investasi & fundamental saham disini: Ebook Analisis Investasi Saham Pemula - Expert.
Berikut beberapa pergerakan saham-saham berdasarkan karakternya yang Dapat Kamu pilih untuk investasi:
Berikut beberapa pergerakan saham-saham berdasarkan karakternya yang Dapat Kamu pilih untuk investasi:
1. Saham defensif
Saham defensif adalah saham2 yang punya pergerakan harga yang cenderung lambat alias volatilitasnya kecil, misalnya saham2 di sektor consumer goods seperti saham Indofood (INDF dan ICBP).
Saham2 yang bergerak cenderung lambat biasanya dikarenakan produk2 perusahaan adalah produk2 yang Dapat bertahan dalam jangka panjang dan selalu dikonsumsi masyarakat (produk2 makanan misalnya). Kalau Kamu adalah tipikal investor yang tidak menyukai risiko tinggi, Kamu Dapat memilih saham2 defensif untuk investasi.
Namun kelemahannya, saham defensif cenderung memiliki return saham yang lebih lama dibandingkan saham2 yang lebih volatil.
2. Saham low risk
Saham low risk adalah saham2 yang pergerakannya cenderung lebih stabil dalam jangka panjang. Saham low risk biasanya identik dengan saham blue chip. Saham2 defensif sebenarnya juga masuk dalam saham low risk, namun tidak semua saham blue chip masuk dalam saham defensif.
Contoh2 saham low risk biasanya adalah saham2 blue chip. Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia. Perusahaan2 blue chip memiliki kinerja bagus serta produk2nya sudah terkenal di masyarakat, sehingga harga sahamnya lebih banyak diincar oleh trader / investor.
Saham defensif adalah saham2 yang punya pergerakan harga yang cenderung lambat alias volatilitasnya kecil, misalnya saham2 di sektor consumer goods seperti saham Indofood (INDF dan ICBP).
Saham2 yang bergerak cenderung lambat biasanya dikarenakan produk2 perusahaan adalah produk2 yang Dapat bertahan dalam jangka panjang dan selalu dikonsumsi masyarakat (produk2 makanan misalnya). Kalau Kamu adalah tipikal investor yang tidak menyukai risiko tinggi, Kamu Dapat memilih saham2 defensif untuk investasi.
Namun kelemahannya, saham defensif cenderung memiliki return saham yang lebih lama dibandingkan saham2 yang lebih volatil.
2. Saham low risk
Saham low risk adalah saham2 yang pergerakannya cenderung lebih stabil dalam jangka panjang. Saham low risk biasanya identik dengan saham blue chip. Saham2 defensif sebenarnya juga masuk dalam saham low risk, namun tidak semua saham blue chip masuk dalam saham defensif.
Contoh2 saham low risk biasanya adalah saham2 blue chip. Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia. Perusahaan2 blue chip memiliki kinerja bagus serta produk2nya sudah terkenal di masyarakat, sehingga harga sahamnya lebih banyak diincar oleh trader / investor.
3. Saham "high risk"
Saham "high risk" untuk investasi adalah saham2 yang memiliki volatilitas harga yang cukup tinggi. Misalnya adalah saham2 komoditas (batu bara, CPO). Contohnya Kamu Dapat perhatikan saham PTBA, ITMG, di mana saham2 tersebut memiliki volatilitas harga saham yang jauh lebih tinggi dibandingkan saham2 consumer goods misalnya.
Kelebihan saham high risk adalah Dapat menjadi multi bagger investment. Maksudnya adalah saham2 yang high risk Dapat memberikan peluang return yang jauh lebih tinggi dan berkali-kali lipat ketika sektor usaha tersebut sedang bangkit atau booming.
Saham "high risk" untuk investasi adalah saham2 yang memiliki volatilitas harga yang cukup tinggi. Misalnya adalah saham2 komoditas (batu bara, CPO). Contohnya Kamu Dapat perhatikan saham PTBA, ITMG, di mana saham2 tersebut memiliki volatilitas harga saham yang jauh lebih tinggi dibandingkan saham2 consumer goods misalnya.
Kelebihan saham high risk adalah Dapat menjadi multi bagger investment. Maksudnya adalah saham2 yang high risk Dapat memberikan peluang return yang jauh lebih tinggi dan berkali-kali lipat ketika sektor usaha tersebut sedang bangkit atau booming.
4. Value investing
Konsep value investing adalah mencari perusahaan yang memiliki kinerja sangat baik, dan harga sahamnya mash sangat murah secara valuasi. Namun harga sahamnya belum banyak dilirik oleh investor. Dengan kata lain, Kamu mencari 'harta terpendam'.
Cara mencari dan mengetahui kriteria2 saham yang punya kinerja baik dan memiliki potensi booming sudah bahas disini: Ebook Analisa Fundamental Saham.
Saham2 seperti ini, ketika rilis laporan keuangan atau sudah waktunya naik, memiliki peluang naik puluhan hingga ratusan persen.
Namun biasanya, kenaikan saham2 value stock ini tidak bertahan dalam jangka terlalu panjang, hanya sekitar beberapa bulan sampai 1,5 tahun, lalu akan ada masa di mana setelah sahamnya overvalued, harganya akan stagnan bahkan turun.
Jadi, saham apa yang akan Kamu beli untuk investasi jangka panjang?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Kamu harus mengetahui time frame dan tujuan Kamu investasi. Kalau tujuan Kamu investasi adalah untuk menyimpan saham dalam waktu yang sangat lama, bahkan untuk diwariskan, maka pilihlah saham2 defensif atau saham2 low risk.
Sebaliknya, jika Kamu mengincar profit yang lebih besar dari investasi, Kamu Dapat mencari value stock atau saham2 multi bagger itu tadi.
Namun untuk investor pemula, saya menyarankan pada Kamu untuk memilih terlebih dahulu saham2 yang risikonya kecil. Dalam hal ini, Kamu Dapat memilih saham blue chip (low risk).
Yup, kita sudah sering bahas di web Saham Gain ini bahwa saham blue chip disarankan untuk pemula, karena pemula harus Dapat meminimalkan risiko terlebih dahulu, dan memaksimalkan return dengan cara yang benar. Oleh karena itu, saham blue chip Dapat jadi pilihan.
Dalam perjalanan investasi Kamu, jika Kamu ingin mencoba diversifikasi saham yang lain, itu tidak masalah.
Namun apapun saham yang Kamu pilih untuk investasi, Kamu harus melakukan analisis fundamental terlebih dahulu. Analisis2 fundamental untuk investasi yaitu: Analisis laporan keuangan, analisis valuasi & harga wajar saham, manajemen modal, analisa sektoral, analisa kualitiatif fundamental.
Karena sebagus apapun sahamnya, kalau Kamu tidak menganalisa (asal membeli), Kamu tetap Dapat terkena risiko kerugian. Hal ini sudah banyak dialami investor pemula.
Jadi sebelum investasi, bekali dahulu diri Kamu dengan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang praktik2 analisis fundamental.
Konsep value investing adalah mencari perusahaan yang memiliki kinerja sangat baik, dan harga sahamnya mash sangat murah secara valuasi. Namun harga sahamnya belum banyak dilirik oleh investor. Dengan kata lain, Kamu mencari 'harta terpendam'.
Cara mencari dan mengetahui kriteria2 saham yang punya kinerja baik dan memiliki potensi booming sudah bahas disini: Ebook Analisa Fundamental Saham.
Saham2 seperti ini, ketika rilis laporan keuangan atau sudah waktunya naik, memiliki peluang naik puluhan hingga ratusan persen.
Namun biasanya, kenaikan saham2 value stock ini tidak bertahan dalam jangka terlalu panjang, hanya sekitar beberapa bulan sampai 1,5 tahun, lalu akan ada masa di mana setelah sahamnya overvalued, harganya akan stagnan bahkan turun.
Jadi, saham apa yang akan Kamu beli untuk investasi jangka panjang?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Kamu harus mengetahui time frame dan tujuan Kamu investasi. Kalau tujuan Kamu investasi adalah untuk menyimpan saham dalam waktu yang sangat lama, bahkan untuk diwariskan, maka pilihlah saham2 defensif atau saham2 low risk.
Sebaliknya, jika Kamu mengincar profit yang lebih besar dari investasi, Kamu Dapat mencari value stock atau saham2 multi bagger itu tadi.
Namun untuk investor pemula, saya menyarankan pada Kamu untuk memilih terlebih dahulu saham2 yang risikonya kecil. Dalam hal ini, Kamu Dapat memilih saham blue chip (low risk).
Yup, kita sudah sering bahas di web Saham Gain ini bahwa saham blue chip disarankan untuk pemula, karena pemula harus Dapat meminimalkan risiko terlebih dahulu, dan memaksimalkan return dengan cara yang benar. Oleh karena itu, saham blue chip Dapat jadi pilihan.
Dalam perjalanan investasi Kamu, jika Kamu ingin mencoba diversifikasi saham yang lain, itu tidak masalah.
Namun apapun saham yang Kamu pilih untuk investasi, Kamu harus melakukan analisis fundamental terlebih dahulu. Analisis2 fundamental untuk investasi yaitu: Analisis laporan keuangan, analisis valuasi & harga wajar saham, manajemen modal, analisa sektoral, analisa kualitiatif fundamental.
Karena sebagus apapun sahamnya, kalau Kamu tidak menganalisa (asal membeli), Kamu tetap Dapat terkena risiko kerugian. Hal ini sudah banyak dialami investor pemula.
Jadi sebelum investasi, bekali dahulu diri Kamu dengan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang praktik2 analisis fundamental.