Fluktuatifnya pasar saham membuat saham-saham yang Kamu tradingkan kemungkinan besar akan bergerak naik dan turun. Dapat saja saham yang Kamu beli langsung naik. Dapat saja saham yang Kamu beli turun dulu baru naik. Dapat saja saham yang yang Kamu beli sideways dulu, sebelum menemukan arah tren yang baru.
Pertanyaannya, kalau saham yang Kamu beli naik, berapa lama jangka waktu saham Kamu Dapat naik? Apakah ketika Kamu beli saham, katakanlah, ACES hari ini, apakah ACES Dapat naik sampai satu minggu? Dua minggu? Satu bulan? Atau bahkan naiknya cuma bertahan satu hari saja lalu turun lagi?
Pertanyaan2 tentang 'berapa lama saham Dapat naik setelah dibeli' sering sekali saya terima dari rekan2 trader. Oleh karena itu, Kamu perlu memahami praktiknya.
Kalau Kamu tanya berapa lama saham yang Kamu beli Dapat naik, jawabannya Dapat ada dua:
1. Strategi (analisa saham) yang Kamu pakai
Jika Kamu menggunakan analisa2 untuk swing trading, maka saham2 yang Kamu pegang akan naik lebih lama ketimbang Kamu menggunakan analisa khusus untuk trading harian. Saya pernah membahas strategi2 trading (baik swing trading, trading harian dan lain2) disini: Buku Pilihan Trader Saham Terbaik.
Selain itu, harus Kamu pahami juga bahawa tipe suatu saham juga Dapat mempengaruhi. Saham2 lapis tiga mungkin Dapat naik hanya dalam sehari-dua hari. Tetapi saham2 yang lebih likuid, chartnya lebih bagus, kemungkinan besar harga sahamnya Dapat naik lebih lama dan smooth daripada saham2 gorengan.
2. Pengaruh kondisi market
Tetapi ada poin yang lebih penting daripada strategi trading maupun tipe saham itu sendiri. Apakah itu? Jawabannya adalah: KONDISI MARKET.
Cepat lamanya suatu saham Dapat naik, sebenarnya Dapat sangat tergantung dari kondisi market yang terjadi saat itu (kondisi market disini adalah IHSG secara global, dan juga pengaruh kondisi Bursa luar negeri).
Pada saat kondisi IHSG lagi bearish, market lagi sepi, pelaku pasar lagi banyak wait and see, kondisi IHSG lagi penuh ketidak-pastian, maka umumnya saham2 lebih banyak yang naik sesaat karena faktor technical rebound.
Karena kondisi market lagi jelek, saham2 tersebut hanya naik beberapa saat (entah sehari-tiga hari), lalu tidak lama kemudian turun lagi.
Sebaliknya, ketika kondisi market lagi strong bullish, banyak sentimen2 positif, pelaku pasar sedang optimis2nya dengan IHSG, maka saham2 Dapat naik lebih lama. Terutama saham2 lapis satu dan dua yang sudah terdiskon banyak, Dapat naik diatas satu minggu. Banyak contohnya, seperti saat IHSG pasca momen Pilpres 2014, Tax Amnesty, January Effect dan lain2.
Terutama saham2 kelas 'ekslusif' seperti saham2 blue chip yang harganya lagi turun-turunnya, ketika market lagi bagus, saham2 tersebut Dapat naik dengan jangka waktu yang lebih lama.
Jadi Kamu mungkin Dapat menggunakan strategi trading yang sama, analisa yang sama, tapi kalau kondisi marketnya berbeda, maka jangka waktu kenaikan saham Kamu tetap Dapat bervariasi.
Di pos ini: Trading di Saham Breakout, saya juga sudah menuliskan beberapa skenario market yang terjadi, yang Dapat mempengaruhi lama tidaknya saham2 Dapat naik setelah breakout. Tapi untuk pos ini, kita nggak cuma berbicara tentang saham breakout, tapi saham naik secara keseluruhan (baik breakout, technical rebound, penerusan tren dan lain2).
MENJADI TRADER YANG FLEKSIBEL
Banyak trader yang selalu ingin membeli saham, dan mematok target bahwa sahamnya harus naik dalam seminggu, dua minggu barulah realisasi take profit.
Nggak ada salahnya Kamu punya target2 seperti itu. Namun, lebih baik jika Kamu harus fleksibel juga ketika menetapkan target2 trading Kamu. Dalam arti, Kamu perlu juga untuk menganalisa kondisi IHSG saat trading.
Kalau Kamu biasanya Dapat beli saham dan selalu berhasil hold saham seminggu-dua minggu, lalu Kamu jual untung puluhan persen, target Kamu kemungkinan besar akan MELESET ketika kondisi market lagi strong bearish, atau ketika market lagi sepi (wait and see).
Nah, kalau kondisi market masih bearish, pilihan yang lebih tepat adalah strategi 'hit and run', strategi akumulasi atau untuk Kamu yang memang masih benar2 tidak yakin, maka Kamu Dapat wait and see, nggak usah terburu memaksakan bei saham dalam jumlah besar.
Terkait menganalisa kondisi IHSG ini, seiring dengan berjalannya waktu, Kamu pasti nanti akan Dapat merasakan kondisi IHSG strong bullish itu seperti bagaimana, kondisi IHSG lagi sepi, maupun IHSG yang lagi lesu.
Pelajaran berharga di pos ini: Kalau Kamu trading, jangan lupamkan kondisi IHSG, karena kondisi IHSG cukup berpengaruh terhadap saham (kecuali kalau Kamu trading di saham2 lapis tiga).
Pertanyaannya, kalau saham yang Kamu beli naik, berapa lama jangka waktu saham Kamu Dapat naik? Apakah ketika Kamu beli saham, katakanlah, ACES hari ini, apakah ACES Dapat naik sampai satu minggu? Dua minggu? Satu bulan? Atau bahkan naiknya cuma bertahan satu hari saja lalu turun lagi?
Pertanyaan2 tentang 'berapa lama saham Dapat naik setelah dibeli' sering sekali saya terima dari rekan2 trader. Oleh karena itu, Kamu perlu memahami praktiknya.
Kalau Kamu tanya berapa lama saham yang Kamu beli Dapat naik, jawabannya Dapat ada dua:
1. Strategi (analisa saham) yang Kamu pakai
Jika Kamu menggunakan analisa2 untuk swing trading, maka saham2 yang Kamu pegang akan naik lebih lama ketimbang Kamu menggunakan analisa khusus untuk trading harian. Saya pernah membahas strategi2 trading (baik swing trading, trading harian dan lain2) disini: Buku Pilihan Trader Saham Terbaik.
Selain itu, harus Kamu pahami juga bahawa tipe suatu saham juga Dapat mempengaruhi. Saham2 lapis tiga mungkin Dapat naik hanya dalam sehari-dua hari. Tetapi saham2 yang lebih likuid, chartnya lebih bagus, kemungkinan besar harga sahamnya Dapat naik lebih lama dan smooth daripada saham2 gorengan.
2. Pengaruh kondisi market
Tetapi ada poin yang lebih penting daripada strategi trading maupun tipe saham itu sendiri. Apakah itu? Jawabannya adalah: KONDISI MARKET.
Cepat lamanya suatu saham Dapat naik, sebenarnya Dapat sangat tergantung dari kondisi market yang terjadi saat itu (kondisi market disini adalah IHSG secara global, dan juga pengaruh kondisi Bursa luar negeri).
Pada saat kondisi IHSG lagi bearish, market lagi sepi, pelaku pasar lagi banyak wait and see, kondisi IHSG lagi penuh ketidak-pastian, maka umumnya saham2 lebih banyak yang naik sesaat karena faktor technical rebound.
Karena kondisi market lagi jelek, saham2 tersebut hanya naik beberapa saat (entah sehari-tiga hari), lalu tidak lama kemudian turun lagi.
Sebaliknya, ketika kondisi market lagi strong bullish, banyak sentimen2 positif, pelaku pasar sedang optimis2nya dengan IHSG, maka saham2 Dapat naik lebih lama. Terutama saham2 lapis satu dan dua yang sudah terdiskon banyak, Dapat naik diatas satu minggu. Banyak contohnya, seperti saat IHSG pasca momen Pilpres 2014, Tax Amnesty, January Effect dan lain2.
Terutama saham2 kelas 'ekslusif' seperti saham2 blue chip yang harganya lagi turun-turunnya, ketika market lagi bagus, saham2 tersebut Dapat naik dengan jangka waktu yang lebih lama.
Jadi Kamu mungkin Dapat menggunakan strategi trading yang sama, analisa yang sama, tapi kalau kondisi marketnya berbeda, maka jangka waktu kenaikan saham Kamu tetap Dapat bervariasi.
Di pos ini: Trading di Saham Breakout, saya juga sudah menuliskan beberapa skenario market yang terjadi, yang Dapat mempengaruhi lama tidaknya saham2 Dapat naik setelah breakout. Tapi untuk pos ini, kita nggak cuma berbicara tentang saham breakout, tapi saham naik secara keseluruhan (baik breakout, technical rebound, penerusan tren dan lain2).
MENJADI TRADER YANG FLEKSIBEL
Banyak trader yang selalu ingin membeli saham, dan mematok target bahwa sahamnya harus naik dalam seminggu, dua minggu barulah realisasi take profit.
Nggak ada salahnya Kamu punya target2 seperti itu. Namun, lebih baik jika Kamu harus fleksibel juga ketika menetapkan target2 trading Kamu. Dalam arti, Kamu perlu juga untuk menganalisa kondisi IHSG saat trading.
Kalau Kamu biasanya Dapat beli saham dan selalu berhasil hold saham seminggu-dua minggu, lalu Kamu jual untung puluhan persen, target Kamu kemungkinan besar akan MELESET ketika kondisi market lagi strong bearish, atau ketika market lagi sepi (wait and see).
Nah, kalau kondisi market masih bearish, pilihan yang lebih tepat adalah strategi 'hit and run', strategi akumulasi atau untuk Kamu yang memang masih benar2 tidak yakin, maka Kamu Dapat wait and see, nggak usah terburu memaksakan bei saham dalam jumlah besar.
Terkait menganalisa kondisi IHSG ini, seiring dengan berjalannya waktu, Kamu pasti nanti akan Dapat merasakan kondisi IHSG strong bullish itu seperti bagaimana, kondisi IHSG lagi sepi, maupun IHSG yang lagi lesu.
Pelajaran berharga di pos ini: Kalau Kamu trading, jangan lupamkan kondisi IHSG, karena kondisi IHSG cukup berpengaruh terhadap saham (kecuali kalau Kamu trading di saham2 lapis tiga).