VIRAL, Pernah Diterbitkan Bank Indonesia, Uang Kertas Rp 75 Ribu Ini Dihargai 1 Unit Motor Honda Beat Baru

 

Bank Indonesia pernah menerbitkan Uang Peringatan Kemerdekaan Indonesia ke-75 nominal Rp 75.000 pada tahun 2020.

Uang kertas Rp 75 ribu ini ternyata sedang diburu kolektor uang, asalkan memiliki ciri khusus ini.

Apalagi saat perilisan uang ini, banyak masyarakat yang mengantri ke Bank Indonesia karena jumlahnya hanya sedikit.

Sekarang uang Rp 75 ribu sudah mulai menjadi alat transaksi di masyarakat.

Tapi jangan salah, para kolektor uang ternyata turut memburu uang kertas dengan nominal ini.

Uang Rp 75 ribu ini akan dihargai oleh kolektor berkali-kali lipat harganya jika kriteria yang dimaksud sama.

Hal ini pernah diungkapkan kolektor uang asal Jombang bernama Ico.

Melalui kanal YouTube Info Uang, Ico mengaku sedang mencari UPK Rp 75 ribu dengan ciri bernomor seri kembar dan salah cetak.

Pemilik YouTube Info Uang bernama Bahan pun membuka video berjudul 'PASTI!!!!! Saya Beri 20 Juta, Kalau Punya Uang Seperti ini'.

"Nah bapak Ico ini mencari uang UPK (Uang Peringatan Kemerdekaan) RI seperti ini (Uang Rp 75.000," ujar Bahan.
Sambil memegangi uang Rp 75 ribu yang telah dibuat bak pelakat, Bahan menjelaskan ciri-ciri uang tersebut.

"Contohnya seperti ini hurufnya sama nomornya sama kalau ada berani Rp 20 juta saya beli,"

"Kemudian jika angkanya saja yang kembar hurufnya gak kembar itu gimana," tanya Bahar lebih lanjut.

Dikatakan Ico, sang pembeli bahwa ia akan membeli uang Rp 75 ribu dengan huruf acak namun nomornya kembar seharga Rp 5 juta.

"Saya akan beli Rp 5 juta," tegasnya.

"Ini semua uang UPK asalkan huruf kembar angka kembar kemudian yang kedua huruf acak angka kembar," kata Bahan mengkonfirmasi ulang.

Lebih lanjut, Ico juga mencari uang dengan nominal yang sama edisi salah potong atau salah cetak.

Uang itu disebutnya akan dibeli dengan harga yag cukup mahal juga yaitu sekitar Rp 7 jutaan per lembar.

"Kemudian yang ketiga kalau ada yang cetakannya tidak sempurna, misalnya salah potong dan salah cetak," kata Bahar.