Bimbingan karir adalah jenis bimbingan yang ditujukan untuk membantu individu memecahkan masalah karir (pekerjaan) dalam rangka memaksimalkan prestasi kerja. Beberapa pertanyaan yang paling sering diajukan terkait dengan masalah karir meliputi:
- Bagaimana saya bisa menemukan pekerjaan yang tepat?
- Bagaimana dengan koordinasi kemampuan diri dan pekerjaan?
- Bagaimana saya dapat menemukan berbagai jenis pekerjaan?
- Bagaimana mempersiapkan diri untuk karir dan masa depan Anda?
- Pendidikan seperti apa yang harus saya dapatkan untuk mendapatkan pekerjaan di bidang yang saya tuju?
- Bagaimana hubungan aktivitas saya saat ini dengan karir masa depan saya?
Bimbingan karir adalah jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam pentingnya rujukan karir kejuruan.
Bimbingan karir perlu diberikan di sekolah, karena beberapa pertanyaan tersebut sering muncul dari siswa sekolah. Bimbingan karir diharapkan dapat membantu siswa memahami diri sendiri, lingkungan kerja, dan dunia kerja, serta membimbing diri mereka sendiri ke dalam bidang kerja yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri dan sosial. Melalui bimbingan karir, mahasiswa diharapkan mendapat dukungan dengan cara sebagai berikut:
- Pemahaman yang lebih akurat tentang situasi dan kemampuannya.
- Pengakuan nilai-nilai dalam masyarakat.
- Memperkenalkan berbagai jenis karya.
- Persiapan yang matang untuk memasuki dunia kerja.
- Menyelesaikan masalah khusus yang berhubungan dengan pekerjaan.
- Evaluasi yang objektif dan sehat dari "pekerjaan".
Apa itu pembawa?
Pekerjaan (profesi, profesi, karir) merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Betapa sulit dan cemasnya orang-orang jika mereka tidak memiliki pekerjaan yang jelas, terutama jika mereka menganggur. Demikian pula, banyak orang mengalami stres dan frustrasi dalam hidup mereka karena masalah pekerjaan. Sebuah studi oleh Levinson (Isaacson, 1985) menunjukkan bahwa elemen terpenting dari kehidupan manusia dewasa adalah (1) keluarga dan (2) pekerjaan. Tidaklah mengherankan jika masalah pekerjaan dan keluarga justru menyita seluruh perhatian, tenaga dan waktu orang dewasa, karena kedua faktor ini sangat mempengaruhi kesejahteraan hidup manusia.
Menurut Herr dan Cramer (Isaacso, 1985), pekerjaan berperan besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan ekonomi, sosial dan psikologis. Secara ekonomi, orang yang bekerja akan memperoleh penghasilan/uang yang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orang yang bekerja secara sosial lebih dihargai oleh masyarakat daripada mereka yang menganggur. Secara sosial, orang yang bekerja memperoleh status sosial yang lebih baik daripada orang yang tidak bekerja. Selain itu, mereka yang bekerja secara psikologis meningkatkan harga diri dan kemampuan diri mereka. Bekerja juga bisa menjadi sarana yang subur untuk mewujudkan semua potensi yang dimiliki individu.
Pekerjaan tidak selalu merupakan karir. Istilah kerja (work, work, employment) mengacu pada setiap aktivitas yang menciptakan produk atau jasa (Isaacson, 1985). Istilah karir mengacu pada pekerjaan atau jabatan yang meliputi seluruh alam pikiran dan emosi seseorang dan dianggap sebagai panggilan hidup yang mewarnai seluruh gaya hidup (Winkel, 1991).
Oleh karena itu, memilih karier membutuhkan persiapan dan perencanaan yang lebih matang, serta mendapatkan pekerjaan sementara. Mengingat betapa pentingnya masalah karir dalam kehidupan manusia, maka kita perlu mempersiapkan masa depan yang lebih cerah sejak usia dini.
Tahap pengembangan karir
Menurut Ginzberg, Axelrad, dan Herma (1951), pengembangan karir dapat dibagi menjadi tiga tahap utama.
- Tahap fantasi: 0-11 tahun (sekolah dasar)
- Tahap sementara: 12-18 tahun (SMA)
- Tahap realistis: 19-25 tahun (universitas)
Pada tahap fantasi, anak-anak sering menyebutkan tujuan mereka saat mereka tumbuh dewasa. Misalnya, Anda ingin menjadi dokter, petani, pilot pesawat, guru, tentara, dan sebagainya. Mereka juga lebih suka bermain peran tergantung pada peran yang mereka lihat di lingkungan mereka (misalnya berperan sebagai dokter, berperan sebagai guru, berperan sebagai polisi, dll). Jabatan dan pekerjaan yang mereka inginkan atau lakukan pada umumnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, seperti televisi, video, majalah, acara, dan orang-orang yang telah berlalu dalam hidupnya.
Oleh karena itu, tidak heran jika pekerjaan dan jabatan yang mereka sebut masih jauh dari pertimbangan rasional atau moral. Mereka menyebutnya pekerjaan yang menarik saat itu. Dalam hal ini orang tua atau pendidik tidak perlu khawatir atau gugup, sekalipun suatu saat anak menyebutkan atau menginginkan pekerjaan yang jauh dari harapan orang tua atau pendidik. Pada tahap ini, anak belum dapat secara wajar dan objektif memilih jenis pekerjaan atau jabatan karena belum mengetahui bakat, minat, dan potensi dirinya yang sebenarnya. Mereka hanya suka dengan bebas, tetapi itu sama sekali tidak mengikat.
Tahap sementara dibagi menjadi empat sub-tahap. Artinya, (1) subtahap minat. (2) Subtahap kapasitas (capacity); (3) Subtahap nilai dan (4) Subtahap transisi. Pada tahap tentatif, anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang berbeda. Beberapa tertarik pada seni, yang lain tertarik pada olahraga. Demikian pula, mereka mulai menyadari bahwa kemampuan mereka berbeda satu sama lain. Ada yang lebih cakap di bidang matematika, ada pula yang lebih cakap di bidang bahasa dan olahraga.
Pada subtahap minat (11-12 tahun), orang cenderung bekerja dan beraktivitas hanya menurut minat dan kesukaannya sendiri. Sedangkan pada subtahap Abilities/Abilities (13-14 tahun), mereka mulai bekerja/beraktivitas berdasarkan kemampuannya masing-masing disamping minat dan kesukaannya. Selain itu, pada subtahap nilai (15-16 tahun), dapat dibedakan kegiatan/pekerjaan mana yang dihargai masyarakat dan mana yang kurang dihargai. Pada subtahap transisi (17-18 tahun), anak dapat berpikir dan “merencanakan” kariernya berdasarkan minat, kemampuan, dan nilai yang ingin diperjuangkannya.
Di perguruan tinggi (18+), remaja memasuki tahap realistis. Mereka sudah terbiasa dengan minat, kemampuan, dan nilai yang ingin mereka kejar. Mereka juga lebih sadar akan bidang pekerjaan yang berbeda dengan segala konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh karena itu, pada tahap yang realistis, remaja dapat membuat perencanaan karir yang lebih rasional dan objektif. Tahap realistis dibagi menjadi tiga sub-tahap: (1) eksplorasi, (2) kristalisasi, dan spesifikasi.
Pada subtahap eksplorasi, remaja umumnya mulai menerapkan pilihan-pilihan yang dipertimbangkan pada tahap akhir tentatif. Mereka mempertimbangkan beberapa kemungkinan pekerjaan yang tampaknya sesuai dengan bakat, minat, dan nilai mereka, tetapi belum berani memutuskan mana yang paling tepat. Ini melibatkan masalah memilih sekolah menengah yang sesuai dengan karir yang mereka kejar. Pada subtahap berikutnya, yaitu subtahap kristalisasi, remaja mulai merasa nyaman dalam pekerjaan/karir tertentu. Berkat pergaulan yang lebih luas, kesadaran diri yang lebih dalam, dan pengetahuan tentang dunia kerja yang lebih luas, remaja akan lebih fokus pada karir tertentu, bahkan jika mereka belum membuat keputusan akhir. Akhirnya, subtahap spesifikasi memungkinkan remaja untuk membuat keputusan yang jelas tentang karir pilihan mereka.
Ginsburg (1972), dalam edisi revisinya, berpendapat bahwa proses pemilihan karir berlangsung sepanjang hidup manusia. Ini berarti bahwa suatu hari orang dapat berubah pikiran. Artinya, pilihan karir tidak pernah terjadi dalam kehidupan seseorang. Selain itu, Ginsburg mengakui bahwa faktor peluang memainkan peran yang sangat penting. Remaja sudah memilih karir berdasarkan keyakinan, bakat dan nilai-nilai mereka, tetapi jika peluang/kesempatan untuk bekerja di bidang itu tertutup karena "tidak ada lowongan", karir yang diinginkan pada akhirnya tidak akan terwujud.