Santunnya Media Jepang Memberitakan Duka Bencana atau Kecelakaan
Mina-san, mungkin kalian sudah tahu ya kalau masyarakat Jepang sangat santun dari perilakunya sehari-hari. Namun, mereka tidak hanya santun dalam perilaku sehari-hari tapi juga dalam banyak hal.
Salah satunya adalah media Jepang memiliki aturan dalam memberitakan perihal musibah, atau kecelakaan. Dalam pemberitaan musibah atau bencana, tidak boleh terlalu mengeksplotasi, misalnya dalam peristiwa kecelakaan yang menyebabkan korban meninggal, tidak boleh mewawancarai keluarganya, teman atau tetangganya. Hal ini agar tidak membuat trauma keluarga yang ditinggalkannya.
Media Jepang melarang memberitakan kesedihan yang berkelanjutan atau berlebihan. Demikian pula foto-foto yang ditampilkan tidak boleh mempublikasikan foto-foto korban, jenazah atau pun kesedihan korban yang berlebihan.
Di Indonesia, kita sering melihat pemberitaan keluarga korban yang sedang menangis sedih diwawancara di TV. Hal ini dilarang oleh media Jepang.
Pemberitaan media Jepang terhadap suatu musibah, harus difokuskan pada penyelesaian masalah. Misalnya musibah gempa bumi, pemberitaan dianjurkan terkait bagaimana para korban gempa bumi mendapat pertolongan atau evakuasi.
Pemberitaan selanjutnya, adalah memberitakan situasi terkini sehingga para warga sekitarnya bisa berjaga-jaga terhadap situasi gempa bumi.
Di Jepang, pemberitaan tentang regu penyelamat yang berhasil menjemput beberapa korban menjadi berita headline.
Ikuti pula Instagram dan Twitter @haljepofficial | YouTube https://tinyurl.com/tctojlg | Newsletter https://tabloidhalojepang.substack.com